Catatan: Tulisan ini merupakan kumpulan tulisan untuk merayakan Ulang Tahun Kabar Trenggalek yang ke 2 tahun, pada 5 Mei 2023.
Dua tahun perjalanan menemani. Cuaca hujan dan panas di lapangan tak bisa dipisahkan dari sebuah perjuangan. Cita-cita yang muncul dari meja kopi 5 Mei 2021 kini sudah jadi bangunan rumah.
Bangunan rumah sudah jadi, tugas semakin berat. Agar tetap menjadi persinggahan enak, pemilik harus merawat. Berangkat dari mimpi berubah menjadi kenyataan. Ini yang dirasa ketika Kabar Trenggalek mewarnai hidup saya.
Memang perjalanan saya lebih pas di lapangan dan itu saya jalani dengan jadi jurnalis di Kabar Trenggalek, walaupun sebelumnya sempat jadi jurnalis di media lain. Kerja di lapangan banyak tantangan.
Hal itu berdasarkan pengalaman saya sempat kerja di kantor, namun pada akhirnya saya berontak dan tak betah. Bahkan saya rela meninggalkan kuliah karena pikiran saya tak berkembang dan lebih berkembang saat di lapangan.
Karakter lapangan saya muncul ketika 2017 usai lulus Madrasah Aliyah Darunnajah. Pada tahun 2017 kegiatan saya cuma ngopi di beberapa tempat sambil menunggu daftaran CPNS bermodal ijazah MA. Katanya dulu jadi PNS itu enak.
Satu tahun saya hanya mondar-mandir di warung kopi. Bahkan saya hafal warung kopi A sampai Z tempat ngumpul orang berbagai golongan bahkan ada ormas. Di situlah saya mengembangkan pikiran, ibarat pepatah jawa 'Digodok Ing Kawah Candradimuka' sampai sekarang.
Saya tak mau cerita panjang tentang awal berkecimpung di lapangan, tentu masih banyak garam dan asam dan rasa manis harus dirasakan. Kabar Trenggalek baru dua tahun mewarnai dunia lapangan saya, bertemu dengan banyak orang saat wawancara adalah anugerah bagi saya.
Media Kabar Trenggalek digadang mampu mewarnai nalar kritis, bahasa guyonan di redaksi 'Menyambung Urat Malu'. Bahkan dalam menjalankan misi dua tahun ini tak mudah dalam menjalankan guyonan.
Media yang dibangun dengan kesamaan prinsip dan berkembang menjadi perusahaan di bawah naungan PT Mahakarya Migunani, banyak cerita dan kisah yang diperoleh.
Mulai dari proses produksi berita yang saya buat hingga ciamiknya editor Wahyu AO mengolah dan penjaga gawang webmaster yang dobel jadi direktur Trigus Dodik Susilo, kemudian Kresna Bayu yang selalu memastikan hubungan server baik-baik saja.
Kemudian ada Pemimpin Redaksi pecinta barang purbakala yang sampai saat ini belum pernah ia koleksi, Adib Tamami. Kemudian ada anak kampus yang sering hidup di ambang kegalauan wanita yaitu Beni Kusuma. Mereka semua adalah orang yang hadir memikul prinsip yang sama dengan kemampuan yang berbeda.
Kemampuan berbeda patut dipadukan, itu yang ada di Kabar Trenggalek saat ini. Dua tahun Kabar Trenggalek bisa jadi rumah singgah, tak harus 'gontok-gontokan' beda prinsip seperti menyatukan organisasi mahasiswa ekstra.
Saya mulai menulis sejak Sekolah Menengah Pertama (SMP), dari modal itu saya mampu mengeja kata untuk terbitan berita. Walaupun saat ini banyak berita yang saya rasa belepotan sesuai dengan kondisi mood saya.
Seperti perkembangan bayi, di umur dua tahun masih belajar berbicara dan mengenal orang di dekatnya, dengan lafal yang belum sempurna. Mungkin kondisi Kabar Trenggalek layaknya aktivitas bayi yang berumur dua tahun belajar berbicara dan masih ada perkembangan lain seperti latihan berjalan.
Usia dua tahun, semoga mampu menemukan benih kesamaan prinsip yang bisa dipadukan dan tentu tak melahirkan generasi yang memiliki penyakit sama yaitu penyakit lambung dan tipes.
Selamat menambah usia rumahku, dua tahun panas dan hujan mampu dilewati bersama, semoga ke depan kita bisa menjadi paku bumi yang menancap dan tak gentar ketika dihantam badai.
Surabaya, 05 Mei 2023.