KBRT – Aktivitas melaut di perairan Trenggalek lumpuh selama dua pekan terakhir akibat cuaca ekstrem. Para nelayan mengaku tak berani melaut karena gelombang tinggi dan hasil tangkapan yang minim. Kondisi ini memaksa sebagian dari mereka bertahan hidup dengan cara berutang hingga menjual barang pribadi.
Nurhadi (59), nelayan kapal jenis porsen asal Prigi, menyebut sudah dua minggu tidak melaut karena kondisi laut yang tidak bersahabat.
“Dua minggu nganggur, tidak ada ikan, ombak juga besar,” ungkap Nurhadi saat ditemui.
Menurutnya, cuaca buruk bukan hanya soal keselamatan, tapi juga kerugian bahan bakar. Sekali berangkat, ia bisa menghabiskan banyak solar, tapi hasil tangkapan nol.
Nelayan kapal pancing juga mengalami hal serupa. Romelan (52), nelayan dari Prigi, mengatakan selama dua minggu terakhir nyaris tak ada kapal pancing yang melaut.
“Kapal pancing tidak ada yang berani melaut. Paling cuma ke pinggir, kalau ke tengah tidak berani sejak dua minggu lalu,” ujar Romelan.
Ia menjelaskan, saat cuaca buruk, tinggi ombak bisa mencapai 3–4 meter. Meski sudah terbiasa menghadapi ombak besar, nelayan enggan melaut karena hasilnya tidak sebanding.
“Kalau cuaca buruk, ikan minim sekali. Kadang tidak dapat sama sekali. Padahal sekali berangkat bisa habis 20 liter solar,” terangnya.
Dua pekan tanpa penghasilan menjadi tekanan ekonomi bagi nelayan. Nurhadi mengaku harus berutang bahkan menjual barang-barang rumah demi bertahan hidup.
“Supaya dapur tetap menyala ya gali lubang tutup lubang. Kalau nggak punya kebun, kita jual dulu apa yang ada di rumah,” tuturnya.
Sementara itu, Romelan yang memiliki lahan pertanian memilih bekerja di kebun untuk menyambung hidup.
“Selama dua minggu kemarin saya ke kebun, ya itu yang buat makan sehari-hari,” ucapnya.
Kini, kondisi laut mulai membaik. Para nelayan perlahan kembali melaut, meskipun hasil tangkapan belum optimal.
“Sekarang kan sudah ada GPS, jadi cuaca bisa dipantau lewat HP. Kalau bagus ya berangkat. Tapi sekarang cuaca bagus, ikannya belum ada,” tandas Romelan.
Kabar Trenggalek - Peristiwa
Editor:Zamz