Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account

Desa Tegaren Trenggalek Buka Pintu Wisata Edukatif, Edukasi Alam dan Budaya

  • 22 Jun 2025 10:00 WIB
  • Google News

    KBRT - Program wisata “Sambang-Sambung Tegaren Keren” kembali hadir sebagai upaya pemberdayaan masyarakat dan promosi potensi lokal Desa Tegaren, Kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalek. Paket wisata edukatif ini akan diselenggarakan selama tiga hari, mulai 27 hingga 29 Juni 2025, dengan sasaran utama wisatawan perkotaan yang jarang bersentuhan langsung dengan suasana pedesaan.

    Koordinator kegiatan, Isynariah Zein (22), mengatakan bahwa program wisata ini telah dua kali diselenggarakan sebelumnya dan mendapat respons positif. Kegiatan ini diprakarsai bersama puluhan mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Surabaya yang tergabung dalam Yayasan Aktabumi.

    “Paket wisata yang kami tawarkan kali ini akan diselenggarakan mulai tanggal 27 sampai 29 Juni 2025,” ujar Isyna melalui sambungan telepon.

    Isyna menjelaskan, Yayasan Aktabumi merupakan organisasi yang berfokus pada isu keberlanjutan, pelestarian desa, dan lingkungan. Nama “Sambang-Sambung” dipilih karena mencerminkan semangat kegiatan yang mengajak wisatawan kota untuk menyambangi desa dan ikut terhubung dalam kehidupan masyarakat lokal.

    Desa wisata tegaren trenggalek. KBRT/Pemuda tegaren

    Selama tiga hari, wisatawan akan diajak mengikuti berbagai kegiatan, antara lain edukasi tentang pelestarian sumber mata air Embung Banyu Lumut, pelatihan kerajinan besek, karawitan, mendaki, hingga pengelolaan sampah. Seluruh rangkaian kegiatan tersebut dirancang agar wisatawan bisa merasakan langsung kehidupan sosial dan budaya warga Tegaren.

    “Kegiatan ini kami pilih karena wisatawan kota yang selalu disibukkan pekerjaan belum tentu pernah merasakan suasana tenang waktu beristirahat dan menjaga alam desa,” jelasnya.

    Seluruh kegiatan dalam program ini dikelola oleh warga Desa Tegaren, mulai dari penyediaan penginapan hingga pendampingan aktivitas wisata. Masyarakat juga dilibatkan dalam proses edukasi pelestarian lingkungan, menjadikan kegiatan ini tidak hanya sebagai wisata, tetapi juga sarana pemberdayaan.

    Pendaftaran dapat dilakukan melalui barcode yang tersedia di akun resmi Yayasan Aktabumi atau dengan menghubungi langsung panitia. Dengan biaya mulai dari Rp350.000, peserta mendapatkan fasilitas lengkap, termasuk penginapan dan konsumsi selama tiga hari dua malam. Kegiatan outbond dan flying fox di kawasan Embung Banyu Lumut juga termasuk dalam paket tersebut.

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    “Dengan biaya Rp350.000, wisatawan bisa langsung datang ke Desa Tegaren dan semua fasilitas seperti makan dan penginapan sudah kami persiapkan,” katanya.

    Bagi wisatawan dari luar kota, tersedia paket perjalanan dari Terminal Bungurasih, Surabaya, seharga Rp500.000 yang mencakup transportasi dan semua fasilitas wisata.

    Isyna mengungkapkan tantangan utama dalam mempromosikan wisata desa adalah menghapus stigma bahwa desa tidak layak dijadikan destinasi wisata. Namun, menurutnya, pengalaman autentik yang ditawarkan desa justru memberikan nilai yang tidak tergantikan.

    “Baru-baru ini kami juga menggelar kegiatan yang sama di kampung adat Segunung, Kabupaten Jombang, bahkan menghadirkan wisatawan dari Papua,” ungkapnya.

    Ia menambahkan, manfaat nyata dari kegiatan ini adalah tumbuhnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan dan kelestarian lingkungan. Salah satu contohnya adalah Suparti, ibu rumah tangga di Tegaren, yang kini lebih peduli terhadap isu lingkungan setelah beberapa kali ikut mendampingi kegiatan yayasan.

    Meski saat ini Yayasan Aktabumi masih berfokus mengembangkan dua desa wisata, ke depannya mereka membuka kemungkinan mengadakan program serupa di desa-desa lain.

    “Untuk para pemuda di Kabupaten Trenggalek, mari kita bersama menjaga budaya lokal dan kampung tempat kita pulang. Banyak teman-teman di kota tidak bisa merasakan rasanya pulang kampung. Pemuda harus jadi penggerak dan pejuang keberlanjutan di desanya sendiri,” tutupnya.

    Kabar Trenggalek - Wisata

    Editor:Zamz

    ADVERTISEMENT
    BPR Jwalita