Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account
ADVERTISEMENT
Fighter 2024

Dampak Bau Busuk Limbah Pindang Watulimo: Anak Saya Jadi Korban

Nahas, warga Desa Margomulyo, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, mengaku anaknya terdampak bau busuk limbah pindang. Dampak tersebut dirasakan dari sisi kesehatan. 

Berkaca demikian, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek seharusnya turun tangan. Pasalnya, saat ini warga merasakan dampak bau busuk limbah pindang.

Seperti Bibit Rianto (45), warga RT 14 RW 01, Desa Margomulyo, mengaku bahwa anaknya adalah korban dari bau busuk limbah pindang. 

"Kalau di keluarga anak saya mengalami korban dari limbah pindang, kena flek, pengobatan saya lakukan 6 bulan dan divonis sembuh kemudian beberapa bulan lagi kambuh," ungkap Bibit.

Sambil menunjukkan rekam medis, Bibit menjelaskan anaknya terkena radang paru paru. Dirinya menegaskan saat bertemu dengan dokter dirinya ditanya soal sirkulasi udara yang ada di sekitarnya.

"Saya ditanya gimana lingkungan sekitar? kemudian saya menjawab bahwa dampak bau limbah pindang, dokter menyarankan untuk mengajak anak saya pergi ke gunung agar sirkulasi udara berubah," ceritanya kepada awak media.

Bibit mendetailkan, bahwa depan dan belakang rumahnya adalah sungai. Kemudian, sungai tersebut sering menjadi aliran limbah pindang yang mengakibatkan aroma busuk dan tercemarnya sungai. 

"Batuknya kadang berdahak dan kadang kering, kemudian pas batuk pasti panas. Kemudian istri saya juga batuk batuk, namun tidak kami periksa ke dokter," tegasnya. 

Bibit menyampaikan, untuk meminimalisir dari bau busuk itu, ia membuat ruangan khusus tanpa ventilasi udara. Upaya tersebut dilakukan sebagai bentuk menghindari bau busuk yang menyengat. 

"Kemudian setiap hari saya anak dan keluarga minum suplemen supaya daya tahan tubuh bagus, suplemen tersebut adalah madu," ujarnya.

Dampak dari limbah pindang tersebut mencuat kembali. Warga Margomulyo dan Aliansi Rakyat Peduli Trenggalek (ARPT) geruduk kantor DPRD.

Mustaghfirin, koordinator ARPT menegaskan, aksi itu untuk mempertanyakan keseriusan penanganan limbah pindang sejak 2018 lalu yang kini sudah terhitung 5 tahun. 

“Maka dari itu kami bersama-sama warga Margomulyo, Prigi, Tasikmadu, menuntut kepada pemangku dan Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perikanan, dan DPRD Trenggalek, untuk segera menuntaskan persoalan [limbah pindang] ini,” terang pria yang akrab disapa Firin itu dalam orasinya, Rabu (01/02/2023).