Potret Elsy saat menjadi model/Foto: Elsy for Kabar Trenggalek[/caption]Elsy mengingat betul bagaimana saat mendapat klien pertama. Saat duduk dibangku SMA kelas 1, ada kakak kelasnya yang menggunakan jasa make-upnya. Kakak kelasnya Elsy itu merias wajah untuk pengambilan foto album sekolah.Hingga akhirnya ada yang suka dan menggunakan jasanya lagi untuk merias wajah kala pernikahan."Aku promosinya dari Instagram, juga lebih mulut ke mulut pelanggan gitu. Iya termasuk membangun jejaring sesama make-up artist," ungkap Elsy.Seiring berjalannya waktu, tangan lentik Elsy kian lincah kala merias wajah. Hingga usaha make-up yang ia namai "Elsy Make-Up Art" itu kian melambung dan dikenal banyak orang.Kerja kerasnya itu kini membuahkan hasil. Saat sedang musim ramai orang menikah, omset yang Elsy dapatkan mencapai seratus juta dalam sebulan. Namun, saat sepi orang menikah omset yang ia terima kisaran 40 hingga 50 juta rupiah."Alhamdulillah sekarang bisa membuka kursus sendiri. Bisa buka pelatihan privat sendiri. Saya bikin sertifikat juga," ungkapnya.Elsy tak cukup hanya dengan bekerja dan mengandalkan pengalaman. Ia terus meningkatkan kapasitasnya mengembangkan usaha dengan kuliah di salah satu kampus di Malang.Meski Elsy mengakui, dengan kuliah dan di satu sisi ia juga bekerja cukup menyita waktu dan tenaga."Aku kuliah juga, sekarang di UT Malang jurusan manajemen. Kalau manajemen lebih memanage, jadi cukup membantu juga aku dalam membangun bisnis. Salah satunya gitu. Ini semester lima," ungkap Elsy. Berjejaring dan Saling Menguatkan
[caption id="attachment_42503" align=alignnone width=720]
Foto Elsy saat mengikuti sebuah event busana/Foto: Document Elsy for Kabar Trenggalek[/caption]Elsy mengamini, kesuksesannya membangun usaha make-up ini selain dari kerja kerasnya, juga buah manis dari berjejaring dan membangun kerjasama antar vendor.Seperti kerja sama antar make-up artis di Trenggalek dan sekitarnya, berkolaborasi dengan fotografer, penyewa baju, dan penyewa dekorasi.Elsy mengungkapkan banyak manfaat yang didapatkan dengan berjejaring. Yakni sesama pekerja "Sor Terop" bisa saling bekerja sama dan menguatkan satu sama lain. Sebab, usaha make-up dengan klien utamanya pengantin pernikahan itu tak setiap bulan ramai. Ada pasang surut."Aku sering kolaborasi sama fotografer, dekorasi, lebih ke henna juga, henna tangan itu. Juga terop dan lain-lain. Lebih bikin paket. Memudahkan customer itu aku membuat paket," ungkap perempuan usia 23 tahun itu.Menurut Elsy selain memudahkan sesama pekerja "Sor Terop", kolaborasi ini juga memudahkan klien."Jadi lebih memudahkan customer kalau mereka mau memilih daripada mereka harus bingung ke banyak vendor lebih baik lewat satu pintu," ujarnya.Kini, Elsy sudah memiliki salon di rumahnya. Selain make up, ia juga menawarkan jasa penyewaan busana kebaya. Ia belum merambah ke usaha lain, sebab Elsy masih ingin fokus pada satu usaha dulu.Elsy berharap, usaha yang ia jalani kian dikenal orang dan klien puas dengan jasa yang diberikan. Selain itu, ada harapan agar semangatnya membangun usaha juga tertular ke anak muda Trenggalek lainnya. "Kalau pesanku untuk sesama anak muda jangan patah semangat ya, apapun yang terjadi misal usaha itu naik turun," tandasnya.Kawan Pembaca, Terimakasih telah membaca berita kami. Dukung Kabar Trenggalek agar tetap independen.
Kabar Trenggalek - Feature















