Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account
ADVERTISEMENT
Fighter 2024

Cak Percil Ngelawak di Trenggalek: Perempuan dan Alam Harus Dijaga

Deni Afriandi, lebih dikenal Cak Percil ngelawak di Trenggalek. Ia sukses membuat warga Trenggalek tertawa karena guyonannya di Festival Mangrove Jawa Timur ke-4 di Trenggalek. Cak Percil juga hadir bersama Kunthet dan Hengky, pelawak viral dari Jawa Timur.

Kehadiran Cak Percil dan rekan lawaknya mampu menarik antusiasme warga. Warga berduyun-duyun merapat ke panggung Festival Mangrove Jawa Timur ke-4 untuk menyaksikan lawakan pria asal Blitar tersebut. Tak sedikit warga yang mengangkat gawainya untun mengabadikan momen.

Tidak sekedar memberikan lawakan, Cak Percil memberikan pesan pada masyarakat untuk merawat lingkungan hidup di Trenggalek. Di atas panggung, Cak Percil memancing penonton dengan menyanyikan intro Pantun Janda. Kemudian ia menyeletuk jika penontonnya kebanyakan perempuan.

Antusiasme warga Trenggalek untuk menyaksikan gojlokan Cak Percil dkk/Foto: Kabar Trenggalek

"Deloken opo enek wong lanange? Jarang, mesti wong wedok sing ndelok. Sebab opo, kowe ngerti kok sing ndelok cah wedok? [Lihatlah apa ada laki-lakinya? Sebab apa, kamu ngerti kok yang nonton perempuan?] " tanya Cak Percil pada rekan lawaknya sembari cengengesan.

Kunthet dan Hengky ditanyai demikian oleh Cak Percil merasa kebingungan. Kemudian mereka menanyakan jawaban pada Cak Percil.

"Sing lanang podo nyambut gawe.Iki [wong wedok] mung hura-hura ngentekne duite wong lanang sak mene akehe, [Yang laki-laki semuanya kerja. Ini perempuan hanya mengabiskan uang laki-laki]" jawab Cak Percil.

Sontak, warga tertawa terbahak-bahak, terutama kaum perempuan yang mayoritas di acara tersebut. Nampak ibu-ibu yang menonton mesem dengar lawakan Cak Percil.

Cak Percil melanjutkan guyonannya, ia menyebut jika laki-laki adalah kaum tertindas. Cak Percil mengatakan, kalau seorang suami tidak bekerja istrinya bakal ngomel-ngomel. Tapi kalau kerja sampai larut malam dikira selingkuh.

"Sebab opo, wong wedok iku turunan howo, hawa. Hawa ki [lek ti unekne] lambene mangap. Mangkane wong wedok iku crewet, [Karena apa, perempuan itu keturunan hawa. Kata hawa kalau diujarkan mulunya terbuka. Itulah alasan kenapa perempuan banyak yang cerewet]" ujar Cak Percil.

Kendati demikian, Cak Percil berujar saat sudah berumah tangga, laki-laki dan perempuan harus saling bekerja sama. Agar, rumah tangga berjalan harmonis dan langgeng.

Khusus pada laki-laki, Cak Percil memberi pesan untuk menjaga perempuan. Katanya, perempuan dan alam itu harus dijaga.

"Seperti alam kita, kita harus bisa rukun dengan alam. Opo eneh iki ditandur, kudu ti openi singtenanan jangan sampai di rusak. Wong wedok yo ngono, wong wedok ki lek loro sepisan kui kelingan selawase, [Apa lagi ini ditanam, harus dijaga dengan serius. Perempuan juga begitu, kalau sudah tersakiti sekali tidak mudah lupa]" guyon Cak Percil.

Mendengar pernyataan Cak Percil, Kunthet kemudian menimpalinya bahwa sifat perempuan adalah wadah menampung cintanya laki-laki.

"Sifate wong wedok kui wadah, wadah tandurane wong lanang. Akhirnya menghasilkan bibit, bibit kui kui kudu ditanam, kudu disirami, [Sifatnya perempuan itu seperti wadah, wadah untuk ditanamkan cintanya laki-laki. Akhirnya bisa menghasilkan bibit-bibit yang harus ditanam, dirawat, disirami]" tandas Kunthet.