Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek dalam tahun 2023 mampu menekan angka kemiskinan. Hal ini tertuang dalam indikator kinerja pemerintah yang menunjukkan tren positif pada tahun 2023.
Pembahasan indikator makro Badan Pusat Statistik (BPS) Trenggalek mencatat, pemkab mampu menurunkan angka kemiskinan Trenggalek dari 10,96 persen pada tahun 2022 menjadi 10,63 persen di tahun 2023.
Kemudian indeks pembangunan manusia (IPM) yang naik dari 71,00 pada tahun 2022 menjadi 71,96 di tahun 2023. Selain itu realisasi investasi juga naik signifikan dari angka Rp 361 miliar pada tahun 2022 menjadi Rp 542 miliar di tahun 2023.
"Semua indikator kita positif, kita sempat ada kenaikan pengangguran cukup tinggi hingga 5,37 persen [di tahun 2022[ sekarang sudah turun jadi 4,52 persen di tahun 2023," papar Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin di Gedung Bhawarasa, Pemkab Trenggalek.
Mas Bupati Trenggalek menerangkan, angka partisipasi tenaga kerja perempuan juga meningkat, hal tersebut membuktikan program 5 ribu pengusaha perempuan menunjukkan hasil yang konkret.
Semakin terserapnya tenaga kerja di Trenggalek juga meningkatkan kemapuan daya beli masyarakat. Hal ini berdampak pada meningkatnya IPM Kabupaten Trenggalek yang masuk dalam kategori tinggi.
"Secara umum kondisi ekonomi dan IPM kita cukup baik, bahkan kemiskinan kita paling rendah sejak tahun 2017," tambah Politisi PDI Perjuangan itu.
Pada tahun 2021, angka kemiskinan Trenggalek sempat naik di angka 12,14 persen. Lalu tahun 2022 turun menjadi 10,96 persen. Kemudian, tahun 2023 angka kemiskinan kembali turun ke angka 10,63 persen.
Sejumlah program yang dinilai sukses dalam menurunkan laju angka kemiskinan di Kabupaten Trenggalek adalah program Mening Deh (Makaryo Ning Desa, Hebat), lalu percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem, serta Gerakan Tengok Bawah Masalah Kemiskinan (Gertak).
"Mudah mudahan membawa dampak yang baik untuk masyarakat dan di tahun berikutnya bisa ditingkatkan lagi yang saat ini ada," tandasnya.