Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Anggaran dari Pusat Tak Kunjung Cair, Keuangan RSUD Dr. Soedomo Trenggalek Kritis

Kubah Migunani
Kabar Trenggalek - Tak pudar dari anggaran penaganan Corona Virus Disaese (covid-19), kini Pemerintah Kabupaten Trenggalek kritis karena lambatnya klaim anggaran dari pusat. Hal ini mengakibatkan Rumah Sakit rujukan Covid-19, RSUD Dr. Soedomo Trenggalek, kembang kempis masalah anggaran, Rabu (04/08).

Klaim anggaran yang tak kunjung cair tersebut terjadi di rumah sakit plat merah Dr. Soedomo Kabupaten Trenggalek. Kendati demikian klaim anggaran penanganan Covid-19 2020-2021 baru cair kisaran Rp. 430 juta.

"Hal ini yang membuat kondisi rumah sakit sangat kritis anggaran," ungkap Sunarto, Direktur Rsud Dr. Soedomo Trenggalek.

RSUD Dr Soedomo sudah dua kali melakulan klaim anggaran ke pemerintah pusat. Klaim tahun 2020 sekitar 21 milliar. Namun hingga hari ini barusan cair 20 persen saja, atau kisaran 430 juta.

Merujuk informasi dari direktur rumah sakit Dr. Soedomo, klaim anggaran 2021 sudah diajukan kisaran 28 milliar, namun sampai saat ini masih dalam masa tahap verifikasi.

Menghadapi krisis anggaran ini, RSUD Dr Soedomo harus berhadapan dengan hutang sebesar 5 Milliar.

"Kami harus menghutang ke bank dulu untuk operasional. Biaya rumah sakit semakin meningkat jika lonjakan paparan virus covid-19 juga naik," jelas Sunarto.

[next]

Soenarto juga menganalogikan seperti berita sebelumnya Klaim Anggaran Operasional Covid-19 Belum Cair, RSUD dr. Soedomo Trenggalek Utang ke Bank. Penanganan seorang pasien Covid-19 bergejala sedang hingga berat Covid-19 di rumah sakit itu bisa menelan biaya antara Rp 15 juta hingga Rp 50 juta.

Nilai itu bergantung tindakan yang harus diambil oleh rumah sakit untuk tiap pasien, Semakin banyak tindakan yang harus diambil, biaya yang harus dikeluarkan juga semakin besar.

"Dengan semakin meningkatnya pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit, maka pengeluaran operasional untuk perawatan pasien Covid-19 juga meningkat," tutur Sunarto.

Apalagi, jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di RSUD dr Soedomo meningkat tajam dalam dua pekan terakhir. Bahkan, Rumah Sakit sempat memfungsikan ruang tunggu Instalasi Gawat Darurat (IGD) untuk pasien Covid-19 akibat melonjaknya jumlah pasien.

"Selain berhutang ke bank, biaya operasional rumah sakit juga dibantu Pemerintah Kabupaten Trenggalek. Dua sumber dana itu dipakai untuk pembelian obat, pembelian peralatan, alat pelindung diri (APD), dan kegiatan operasional lain," sambung dia.

Selain itu, RSUD tipe C itu juga rutin berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan organisasi perumahsakitan terkait persoalan klaim anggaran.

Kopi Jimat

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *

This site is protected by Honeypot.