Kabar Trenggalek - Buruh tani di Trenggalek sedikit bisa menampakkan senyuman. Karena, saat ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek sedang mewacanakan untuk mengucurkan bantuan sosial (Bansos), Rabu (21/09/2022).
Didik Susanto, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertapan) Trenggalek, mengaku bahwa pihaknya saat ini tengah melakukan perencanaan untuk Bansos untuk buruh tani. Tak ayal, Dispertapan Trenggalek membidik ribuan buruh tani sebagai penerima manfaat.
"Kementerian dalam negeri memberikan ruang dari anggaran Belanja Tak Terduga [BTT] yang bersumber dari APBD bisa dimanfaatkan untuk bansos buruh tani sebagai bentuk menekan inflasi dari kenaikan BBM," tegas Didik.
Baca: Selain BBM, Warga Trenggalek Demo Tolak Perusakan Lingkungan akibat Tambak dan Tambang Emas
Didik memaparkan, saat ini dari data yang ia pegang sebanyak 7.067 masyarakat calon penerima manfaat bansos. Disinyalir untuk nominal bansos sebesar Rp. 150.000 selama 3 bulan.
"Sasaran penerima tentu di 14 kecamatan bagi buruh tani yang benar-benar terdampak, dan untuk saat ini masih menunggu pengesahan dari pimpinan," ucapnya.
Menurut Didik, untuk bisa mencairkan bansos untuk buruh tani, dirinya harus menunggu keputusan berupa regulasi Peraturan Bupati (perbup), harapnya mulai bulan depan bisa tersalurkan.
Baca: Teatrikal Warnai Aksi Penolakan BBM Aliansi Mahasiswa Trenggalek
"Mudah-mudahan segera disahkan," ujar Didik saat ditemui di lingkungan Pendapa Manggala Praja Nugraha.
Kabar penting, dampak sosial akibat kenaikan BBM di Trenggalek memicu respon dari masyarakat. Pasalnya, dalam sebulan, kantor DPRD Trenggalek sudah digeruduk massa selama 4 kali.
Massa yang mendesak kenaikan BBM tersebut datang dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
Kemudian, dari elemen masyarakat juga muncul Masyarakat Watulimo bergerak dan Aliansi Rakyat Peduli Trenggalek, juga ikut menyuarakan penolakan kenaikan BBM.