KBRT – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Trenggalek menghadapi sejumlah persoalan administratif dan teknis. Dua dapur MBG masih belum menerima pembayaran dari Badan Gizi Nasional (BGN), meski operasional program terus berjalan.
Wakil Ketua Satgas MBG Trenggalek, Saeroni, menyampaikan bahwa sebelumnya terdapat empat dapur yang belum terbayar, namun kini jumlahnya berkurang menjadi dua dapur.
"Kemarin yang kami sampaikan 4 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang belum dibayar dari Badan Gizi Nasional (BGN) sekarang tinggal 2 dapur Makan Bergizi Gratis (MBG), ya tetap operasional dengan modal dari dapur sendiri," ujar Saeroni.
Ia menambahkan, jumlah dapur MBG yang beroperasi terus meningkat. Saat ini sudah ada 47 dapur aktif di berbagai wilayah Trenggalek, naik dari sebelumnya 42 dapur.
"Sampai hari ini yang sudah operasional aktif 47 dapur MBG yang tersebar di Trenggalek, kemarin 42, tapi sebarannya di mana belum kami cek, untuk penerima manfaat sekitar 125 ribu dari 174 yang terdaftar sebagai penerima manfaat," jelasnya.
Meski jumlah dapur bertambah, baru satu dapur yang telah memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS), yakni dapur di Kecamatan Pule yang berlokasi di Desa Jombok.
"Dari 47 dapur yang memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) baru 1 dapur, lokasi di Pule Desa Jombok, progres dapur lain juga sudah berjalan untuk mendapatkan SLHS tinggal untuk perizinan sudah mendaftar di PTSP dan sudah diproses lebih lanjut melalui aplikasi," terang Saeroni.
Dapur lain yang belum bersertifikat disebut masih menjalani proses verifikasi dan pengurusan perizinan melalui layanan terpadu. Satgas menargetkan seluruh dapur bisa memenuhi standar higienis sesuai regulasi yang ditetapkan.
Kabar Trenggalek - Peristiwa
Editor: Zamz














