Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

424 Hari Jelajah Nusantara, Ini Pesan Tim Ekspedisi Indonesia Baru ke Generasi Z

Tim Ekspedisi Indonesia Baru membeberkan hasil temuannya selama melakukan petualangan keliling Indonesia. Hasil temuan itu mereka paparkan dengan tajuk "Unboxing Oleh-Oleh". Kegiatan ini diselenggarakan oleh Aliansi Rakyat Trenggalek (ART) di STKIP Trenggalek, Selasa (05/12/2023).Perlu diketahui, Tim Ekspedisi Indonesia Baru melakukan ekspedisi keliling Indonesia bersepeda motor. Mereka memiliki misi mendokumentasikan masyarakat dan alam dari berbagai aspek. Ekspedisi dimulai pada 1 Juli 2022 dan berakhir pada 28 Agustus 2023. Mereka menempuh perjalanan sejauh 11.000 Km.Tim Ekspedisi Indonesia Baru terdiri dari empat jurnalis lintas generasi. Salah satunya Benaya Harobu sebagai generasi Z. Selama ekspedisi, Benaya berlaku sebagai videografer dan editor. Terkadang ia juga berlaku sebagai sutradara.Dalam pemaparan hasil temuan Benaya, ia menjelaskan mengenai persoalan Bhinneka Tunggal Ika. Bhinneka Tunggal Ika merupakan moto atau semboyan bangsa Indonesia yang memiliki arti berbeda-beda tetapi tetap satu. Tetapi bagi Benaya semboyan itu hanya jargon atau gimmick.Pasalnya, Indonesia memiliki kekayaan alam yang luar biasa dengan 18.000 pulau, 30.000 spesies tanaman berbunga, dan 30 spesies ikan. Kekayaan alam yang sangat melimpah, seperti 8.500 jenis ikan yang menjadi bagian dari kekayaan Indonesia.Hal ini sangat memprihatikan bagi Benaya, karena kekayaan alam yang dimiliki Indonesia menjadi jauh oleh kebijakan pemerintah."Perlu diketahui, Apakah itu kita benar-benar paham arti Bhinneka Tunggal Ika atau cuma sekedar gimmick atau jagoan setiap tanggal 17-an? Tapi sayang, kekayaan kita yang harusnya menjadi dekat dengan kita, tiba-tiba menjadi jauh oleh kebijakan-kebijakan pemerintah yang sebenarnya" ujqr Benaya.Benaya memberikan contoh mengenai persoalan pangan di Indonesia. Pasokan makanan di Indonesia semakin terbatas karena masih banyaknya impor. Ia mengamati bahwa permasalahan pangan di Indonesia tidak hanya terkait dengan beras sebagi satu-satunya sumber makanan. Melainkan melibatkan aspek kebijakan yaitu dalam kasus politik beras. Hal ini membuat masyarakat dipaksa untuk makan beras."Misalnya ini pangan Indonesia makin terbatas karena kita sekarang masih impor, sebenarnya Indonesia bukan cuma ada pangan soal beras tapi karena ada politik beras pada tahun itu, sehingga kami semua dipaksa untuk makan beras" kata Benaya.Benaya memperhatikan bahwa saat ini, kesuksesan sering diukur dari profesi yang berseragam. Hal ini mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap aspek-aspek penting seperti pertanian, perikanan, industri dan bagian dari kreativitas. Ia juga mengatakan bahwa aspek tersebut terabaikan."Apakah kita lulus harus jadi PNS berseragam semacam ini, ukuran kesuksesan orang sampai sekarang itu masih perlunya kayak seragam. Sehingga akhirnya banyak aspek-aspek pertanian, perikanan, dan bagian-bagian industri, bagian-bagian dari kreativitas itu akhirnya dilupakan" ujar BenayaBenaya juga menyampaikan pesan tersendiri bagi generasi Z. Menurutnya, kontribusi anak muda mengenai persoalan lingkungan sangat krusial. Meskipun saat ini orang tua dan pembuat kebijakan memiliki tanggung jawab besar, namun di masa depan anak muda yang akan membawa perubahan."Iya [anak muda] menurut saya sangat sangat krusial sekali, karena ya di masa depan yang hidup kita loh di masa depan. Yang hidup kita, bukan orang-orang tua, bukan para pembuat kebijakannya" jelas Benaya.Bagi Benaya sebagai generasi Z, penting untuk memiliki kesadaran yang tinggi dan kepekaan terhadap berbagai aspek kehidupan. Termasuk lingkungan sosial dan keberagaman di Indonesia."Saya pikir kita harus lebih aware, yang lebih peka dengan semua hal termasuk aspek lingkungan sosial dan segala macam melihat keanekaragaman Indonesia dari sisi lain yang lebih anak muda lah kalau bisa dibilang itu" tambah Benaya.Sebagai generasi Z, Benaya menyadari bahwa penting bagi anak muda untuk melihat esensi kehidupan dan keberadaan mereka di Indonesia. Bagi Benaya, hidup tidak boleh hanya sebatas eksistensi tanpa makna yang lebih dalam. Sebab, generasi Z merupakan generasi yang akan menjadi bagian dari masa depan negeri ini.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *