Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Login ke KBRTTulis Artikel

Zero Dose Tinggal 13 Kasus, Umur Harapan Hidup Warga Trenggalek Tembus 75 Tahun

Trenggalek berhasil turunkan angka anak zero dose hanya 13 kasus di 2025. Capaian ini ikut mendongkrak umur harapan hidup warga jadi 75,35 tahun.

  • 04 Oct 2025 10:00 WIB
  • Google News

    Poin Penting

    • Zero dose di Trenggalek tinggal 13 kasus tahun 2025.
    • Imunisasi Kejar cegah anak terlewat vaksin DPT1.
    • Capaian ikut dongkrak umur harapan hidup 75,35 tahun.

    KBRT – Kabupaten Trenggalek mencatat kemajuan signifikan dalam bidang kesehatan. Angka anak berstatus zero dose atau belum pernah mendapat imunisasi dasar DPT1 berhasil ditekan drastis.

    Kondisi ini turut mendukung peningkatan umur harapan hidup masyarakat Trenggalek yang kini mencapai 75,35 tahun. Angka tersebut lebih tinggi dibanding rata-rata Jawa Timur (74 tahun) maupun nasional (72 tahun).

    Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes PPKB) Trenggalek, Sunarto, mengungkapkan hanya ada 13 anak yang tercatat sebagai zero dose pada tahun 2025.

    “Di tahun 2022 justru sempat terjadi lonjakan imunisasi karena banyak bayi yang lahir di luar Trenggalek tapi mendapatkan vaksinasi di sini. Itu dampak kepulangan warga dari perantauan saat pandemi Covid-19,” jelas Sunarto.

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    Sunarto menerangkan, istilah zero dose bukan berarti seorang anak sama sekali tidak pernah mendapat vaksin. Yang dimaksud adalah anak belum menerima dosis imunisasi DPT1 yang idealnya diberikan ketika berusia dua bulan.

    “Kalau terlewat, masih bisa dilakukan melalui program imunisasi Kejar hingga usia balita. Vaksin DPT1 menggunakan pentabio yang mampu melindungi anak dari lima penyakit berbahaya sekaligus, yaitu difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, dan haemophilus influenzae,” tuturnya.

    Keberhasilan menekan angka zero dose disebut Sunarto tak lepas dari strategi komprehensif Pemkab. Mulai dari sosialisasi untuk menangkal hoaks seputar hukum imunisasi, memperluas akses layanan di puskesmas maupun posyandu, hingga melakukan sweeping ke rumah warga.

    “Kesadaran masyarakat sekarang semakin baik. Kalau pun ada Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), risikonya jauh lebih ringan dibandingkan penyakit yang bisa menimbulkan kecacatan bahkan kematian. Dengan imunisasi, kualitas hidup meningkat dan umur harapan hidup juga ikut bertambah panjang,” katanya.

    Kawan Pembaca, Terimakasih telah membaca berita kami. Dukung Kabar Trenggalek agar tetap independen.

    Kabar Trenggalek - Kesehatan

    Editor:Lek Zuhri