Sabtu pagi, 9 November 2024, Balai Rakyat Panggul berubah menjadi pusat semangat demokrasi. Dari sana, rombongan PPK Kecamatan Panggul memulai kegiatan unik: Ledang Pilkada. Sebuah istilah lokal untuk woro-woro atau pengumuman keliling yang kali ini membawa pesan penting tentang Pilkada Serentak 2024. Dengan menyusuri 17 desa di Panggul, mereka berupaya menghidupkan kembali gairah partisipasi masyarakat untuk datang ke TPS pada 27 November mendatang.
Bukan sekadar pengumuman, ledang ini menjadi simbol kedekatan PPK dengan warga. Dengan mobil hias yang penuh ornamen khas lokal, speaker besar untuk mengumandangkan pengingat demokrasi, hingga doorprize sebagai pemanis, kegiatan ini bukan cuma informatif, tapi juga menyenangkan.
Daftar Isi [Show]
Berangkat dari Balai Rakyat, Menyapa 17 Desa
Pagi itu, langit Panggul sedikit mendung, tapi tidak menyurutkan semangat. Rombongan dilepas dari Balai Rakyat Panggul oleh Forkopimcam setempat. Ketua PPK Kecamatan Panggul, Dwi Sudaryono, dalam sambutannya menegaskan pentingnya kegiatan ini. “Kami ingin Pilkada 2024 tidak hanya menjadi seremoni, tapi benar-benar dirasakan sebagai pesta demokrasi. Dengan ledang ini, kami menjangkau warga hingga ke pelosok,” ungkapnya.
Rombongan berangkat menuju utara, melewati desa demi desa, mulai dari Wonocoyo hingga Ngrambingan, sebelum kembali ke titik awal. Setiap desa disambut dengan hangat oleh warga yang kebetulan berpapasan di pinggir jalan. Beberapa warga bahkan tak segan berkerumun mendekati kendaraan.
Games, Doorprize, dan Warga yang Antusias
Di beberapa titik strategis, seperti depan balai desa dan pasar, rombongan berhenti untuk berinteraksi langsung dengan warga. Tak sekadar membagikan informasi, PPK Panggul juga menggelar berbagai permainan. Dari kuis seputar Pilkada hingga tantangan ringan seperti “tebak lagu nasional”, warga yang berhasil menjawab dengan benar diberi hadiah langsung.
Selain hadiah, kegiatan ini juga menjadi ajang untuk memberikan edukasi ringan tentang Pilkada. Kapan hari pencoblosan, bagaimana cara mencoblos, hingga ajakan untuk tidak golput disampaikan dengan bahasa sederhana dan nada yang hangat.
Kegiatan ledang ini juga menjadi bukti bahwa demokrasi bisa disampaikan dengan cara yang lebih dekat dengan keseharian masyarakat. “Kalau cuma lewat spanduk atau poster, pesannya belum tentu sampai. Tapi kalau lewat kegiatan seperti ini, warga bisa langsung terlibat, bahkan merasa dihargai,” ujar Dwi. Ia juga menjelaskan bahwa pendekatan seperti ini adalah cara PPK untuk memecah kesan kaku pada Pilkada. “Kami ingin warga merasa bahwa suara mereka penting. Dengan mendatangi mereka langsung, kami harap antusiasme warga untuk datang ke TPS meningkat,” tambahnya.
Tantangan Cuaca dan Logistik yang Terbayar Lunas
Menggelar acara keliling ke 17 desa tentu bukan tanpa tantangan. Koordinasi dengan perangkat desa, memastikan logistik doorprize, hingga mengantisipasi cuaca yang tak menentu menjadi bagian dari dinamika di balik layar.
“Kami sempat khawatir kalau hujan turun, apalagi beberapa desa medannya cukup menantang. Tapi alhamdulillah, semuanya berjalan lancar,” ungkap Sinta PIC Sosialisasi yang terlihat lega.
Puncak Harapan di Balai Rakyat
Setelah menyelesaikan rute panjang, rombongan kembali ke Balai Rakyat Panggul. Meski lelah, semua terlihat puas. Kegiatan yang memakan waktu seharian itu berhasil menjangkau ribuan warga di seluruh Kecamatan Panggul.
“Kami berharap, kegiatan ini bisa meningkatkan partisipasi warga. Pilkada yang sukses itu bukan hanya soal penyelenggaraan yang lancar, tapi juga tingginya keterlibatan masyarakat,” pungkas Dwi Sudaryono dengan optimisme.
Menyambut Pilkada, Menyemai Harapan
Ledang hari itu bukan sekadar woro-woro, melainkan langkah nyata mendekatkan demokrasi kepada rakyat. Dengan menyusuri desa demi desa, PPK Panggul menunjukkan bahwa Pilkada adalah milik semua, dari warga di pasar hingga petani di sawah.
Kini, tinggal menghitung hari menuju 27 November 2024. Semoga semangat yang dibawa dari ledang ini tetap membara hingga hari H. Karena seperti permainan di atas lapangan, kemenangan demokrasi ada di tangan semua pemain, bukan hanya di tim penyelenggara, tapi juga di tangan pemilih.