KBRT - Memasuki awal Ramadhan buah kurma mulai ramai dijual di berbagai pasar tradisional maupun toko oleh-oleh di Trenggalek, buah yang identik dengan bulan puasa ini akan terus meningkat penjualannya seiring Ramadhan berjalan.
Begitulah yang diungkapkan Aghilia Umi Syahadah (32), warga RT 11 RW 04, Desa Ngadirejo, kec Pogalan. Ia adalah Distributor dan Juga Pengecer Kurma yang telah menggeluti bisnis ini dari 2016. Wanita yang kerap disapa Lia ini mengaku bisa menjual 500 Kg kurma dalam satu minggu di bulan puasa.
“Penjualan kurma memang selalu naik saat bulan puasa, dan sampai puncaknya sebelum lebaran tiba,” ujarnya.
Lia memilih berdagang kurma karena melihat besarnya peluang di 2016, pada saat itu belum banyak beredar toko penjual kurma baik di Trenggalek maupun Tulungagung. Dengan meminjam modal kakaknya ia memulai bisnisnya dan berkembang pesat sampai sekarang.
“Saya mendapatkan suplai kurma dari Surabaya dan Jakarta, mayoritas yang beli disini adalah pedagang buah atau pemilik toko yang ingin menjual kembali kurma setelah dari awal,”ungkapnya.
Di dalam rumah sekaligus tempat dagangan kurmanya, Lia menyediakan empat jenis kurma untuk dipesan, mulai dari yang paling banyak dikonsumsi masyarakat karena harganya yang relatif murah yaitu kurma Khalas dan Sukari yang dibandrol dengan harga Rp.70.000 per satu kilogramnya.

“Lalu ada kurma yang biasa digemari anak muda, yaitu jenis Tunisia madu yang memiliki ciri khas tekstur sedikit krispi, harga kurma jenis ini berkisar di Rp.160.000 per satu kilogramnya,” paparnya.
Menurut Lia harga kurma di awal Ramadhan seperti sekarang memang sering naik, tetapi apabila sudah hampir lebaran harga akan kembali turun normal. Seperti kurma Tunisia madu yang dulu berharga Rp.120.000 per satu kilogramnya kini naik jadi Rp.160.000.
“Selanjutnya kurma yang biasa dibeli oleh para dokter dan petugas kesehatan, yaitu kurma Ajwa. Kurma yang diyakini memiliki khasiat lebih daripada kurma lain, sekarang ia dijual di harga Rp. 180.000 per satu kilogramnya,” tandasnya.
Setelah melihat pergerakan harga kurma yang cenderung naik di awal, Lia menyarankan untuk beli kurma seminggu sebelum lebaran, atau sebelum puasa. Karena menurutnya kurma dapat disimpan satu bulan lebih dalam lemari es.
“Kurma tidak boleh disimpan di ruangan bersuhu lembab atau yang terkena sinar matahari, karena kurma akan cepat rusak jika terkena suhu panas secara langsung,” paparnya.
Lia mengaku pernah kehilangan beberapa kilogram kurma karena dimakan kutu, ia menduga kutu itu datang saat kurma di tempatkan di ruang terbuka lalu mengalami penurunan suhu di malam hari.
“Berjualan kurma memang memiliki tantangan berat di perawatan atau penyimpanan barang, selain menjual secara grosir, saya dalam hari - hari biasa juga mengecer kurma dalam kemasan setengah kilogram,”tambahnya.
Lia menyadari perbedaan peminat kurma saat hari biasa dan hari raya cukup signifikan, tetapi Lia juga mengatakan bahwa buah kurma memiliki pelanggan tetap.
“Setiap bulan ada pesantren di Trenggalek yang selalu memesan buah kurma, dan dalam bulan Ramadhan ini biasa ada pesanan dari luar pulau untuk dibagikan langsung di acara bagi - bagi takjil dan buka bersama,” pungkasnya.
Kabar Trenggalek - Ekonomi
Editor:Zamz