KBRT – Gerakan Pengendalian Hama (Gerdal) di Kabupaten Trenggalek pada Agustus 2025 belum bisa menjangkau seluruh lahan padi yang berstatus waspada ancaman wereng punggung putih. Dari target 267 hektar lahan padi, baru 84,5 hektar yang berhasil dilakukan penyemprotan massal.
Koordinator Petugas Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) Kabupaten Trenggalek, Darsino, membenarkan hal tersebut. Menurutnya, terdapat beberapa faktor yang membuat sebagian lahan tidak terjangkau gerdal.
“Kemarin yang awal-awal ada petani yang melakukan pengendalian secara sendiri, dan menjadi tidak ikut gerdal. Lalu ada juga yang usia padinya sudah terlalu tua,” ujar Darsino saat dikonfirmasi.
Sisa 182,5 hektar lahan padi yang belum tersentuh gerdal, sebagian kecil disebut masih terlindungi oleh lahan yang sudah disemprot. Darsino menegaskan, pihaknya terus berupaya agar pengendalian hama dapat berjalan efektif, terutama melalui program gerdal yang menyediakan pestisida gratis bagi petani.
Pada Agustus 2025, penyemprotan dilakukan sesuai prosedur dengan fokus pada tanaman muda berusia 21 hingga 30 hari. Salah satu lokasi yang berhasil dikendalikan adalah Kelurahan Sumbergedong. Bantuan pestisida dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Trenggalek diberikan dengan takaran 5 liter per 5 hektar lahan padi.
Selain itu, sejumlah kecamatan yang terdampak serangan wereng sejak Juli kembali mendapat jatah pestisida. Kecamatan Durenan, yang sempat mencatat kerugian puso cukup besar, Pogalan, hingga Kecamatan Trenggalek masuk dalam daftar penerima.
Kecamatan Gandusari menjadi penerima pestisida terbesar dengan luas 25 hektar. Meski kecamatan itu tercatat memiliki lahan terserang wereng paling luas yakni 2,05 hektar, disusul Desa Sambirejo dengan 0,75 hektar.
“Pelaksanaan ini memang dilakukan secara bertahap, untuk menekan persebaran wereng. Yang terpenting adalah peran petani harus tetap aktif mengontrol sawahnya agar mengetahui apa yang dibutuhkan,” ucap Darsino.
Kabar Trenggalek - Peristiwa
Editor:Zamz