Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Trenggalek Panen Raya Padi Sehat, Tanpa Kimia Gunakan Pupuk Organik

Akhir Juli 2024, Trenggalek sedang memulai panen raya padi. Panen padi pada tahun ini cukup menarik, karena petani mulai sadar penggunaan pupuk organik tanpa kimia, Selasa (30/07/2024).Panen raya padi tersebut berada di Desa Wonoanti, Kecamatan Gandusari. Desa tersebut sudah tahunan menghidupi tanaman dengan pupuk organik. Hasil panen cukup melimpah.Bahkan dalam perjalanan menggunakan pupuk organik, Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sedono Makmur, tlatah katobilan itu juga memproduksi bibit padi sendiri yang organik.“Kami memberikan nama benih ini Jakat [Jabonika Katobilan[. Padi yang panen ini tidak menggunakan pupuk kimia, dan lebih pada organik,” terang Suparno, Ketua Gapoktan Sedono Makmur.Dengan menggunakan pupuk organik, sawah yang digarap bersama gapoktan selama satu tahun bisa ditanami pada tiga kali. Bahkan, tercatat 12 kali panen, padi semua.Untuk luasan Gapoktan 150 hektare, yang terbagi menjadi kawasan gapoktan 4 kelompok. Pertama Guyub Rukun, Tani Makmur 1, Tani Makmur 2 dan Sedono Makmur.“Untuk tahun ini 130 hektar tanaman padi, yang 20 hektar hortikultura dan ini sudah mulai panen. Tadi di ubin kisaran panen 5,2 ton dengan tanpa pestisida dan pupuk minim sekali,” papar Parno.Dalam merawat padi ia tidak meninggalkan sejarah peninggalan zaman dahulu. Seperti hendak mau memanen padi sehat warga gapoktan harus berkumpul dulu dan memanjatkan doa syukur.“Upacara labuh, orang zaman dahulu kalau mau panen mesti melakukan labuh, itu sebagai wujud syukur,” ujarnya.Tak hanya itu saja, para petani saat memanen juga menggunakan alat tradisional selain sabit. Dia menyebutnya alat itu ‘Pugut’ yang pada zaman dulu digunakan memanen padi.“Orang dulu kalau panen menggunakan pugut, ya memang ada sabit tapi lebih terbiasa pugut. Dan ini kami ingatkan kembali terkait sejarah masa lampau,” tandasnya.Wakil Bupati Trenggalek, Syah Muhammad Natanegara juga ikut hadir dalam panen padi organik. Dirinya terkesima dengan konsistensi petani yang sudah berlangsung sejak lama menggunakan pupuk organik.“Gapoktan ini bisa panen padi sehat. Semoga bisa menginspirasi petani Trenggalek. Kami menyadari beralih pupuk kimia ke organik butuh pemahaman tidak gampang,” ungkap Syah.Berkaca panen yang melimpah padi yang sehat itu ia bakal mensupport, termasuk untuk sertifikasi beras. Hal ini dilatarbelakangi agar bisa diedarkan ke konsumen dan menambah nilai ekonomi.“Penghasil padi kami ketahui di Gandusari, Pogalan, dan Durenan. Dengan demikian kami menggalakkan sosialisasi agar petani beralih ke pupuk organik,” tandasnya.