Trenggalek Fashion Week Duet Bersama Brand Istri Bupati, Rogoh APBD Rp200 Juta
Kabar Trenggalek -Trenggalek Fashion Week yang dilaksanakan di Ibu Kota Jakarta di museum tekstil tak cuma-cuma terlihat kemegahannya. Pasalnya acara tersebut ternyata merogoh kocek hingga Rp200 juta, Selasa (24/05/2022).Berdasarkan penelusuran Kabar Trenggalek melalui situs resmi Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) dengan kode paket 6213391 tentang pengadaan event tersebut menyedot anggaran tak cukup sedikit.Disinyalir, kegiatan yang diklaim mampu memulihkan ekonomi pasca pandemi Coronavirus Disease (Covid-19) itu tak bisa lepas dari APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah).Belanja dan penyelenggara acara itu diakomodir oleh satuan kerja Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Komidag) yang sampai saat ini belum bisa dikonfirmasi walaupun notifikasi dalam WA pesan permintaan konfirmasi sudah terbaca.Dalam pengadaan tersebut telah disepakati pemenang yang diduga secara penunjukan langsung dari nilai pagu anggaran Rp200 juta menjadi Rp199 juta sekian, yang dimenangkan oleh Event Organizer 28 production.Sementara itu, Ermiko Effendi, mantan ketua Trenggalek Creative Network (TCN) dan pemerhati event (kegiatan), memberikan apresiasi atas terselenggaranya acara megah di Ibu Kota itu.Namun, Ermiko mengungkapkan ada satu hal yang mengganjal, mengenai motivasi dan tujuan pelaksanaan kegiatan dengan membangun koneksitas nasional dan bagian upaya pemulihan ekonomi daerah pasca pandemi itu."Saya beranggapan pemulihan ekonomi pasca pandemi tentu tidaklah cukup hanya dengan membuat Pelaku UMKM Trenggalek berbangga karena sebagian kecil-jenis-produk UMKM kebanggaan Trenggalek tampil di acara mentereng di Ibu Kota Jakarta," ungkapnya saat dikonfirmasi.Pengalokasian anggaran besar yang untuk kegiatan megah di Ibukota menurut Ermiko tidak pas jika dilakukan dalam fase pemulihan ekonomi."Kita harus mengerti jika sekecil apapun rupiah yang beredar di Trenggalek akan sangat bermanfaat untuk memberi stimulus terhadap pertumbuhan ekonomi akar rumput terus bergerak pun sangat perlahan," tegasnya.Disinyalir, Ermiko membayangkan jika acara semegah itu digelar di Trenggalek maka akan dapat memberikan dampak yang langsung bisa dirasakan oleh masyarakat luas."Dampaknya Langsung, bahkan saat event itu digelar. Nggak pake nanti, dampaknya seketika terasa. seperti Event organizer bisa bekerja melibatkan vendor lokal, vendor lokal melibatkan pelaku usaha kecil, pelaku usaha kecil berkumpul [ngalap berkah] dari pengunjung yang selama dua tahun ini tak dapat hiburan, MC, Model, Musisi semua bisa bekerja," paparnya.Pria Kelahiran Trenggalek yang saat ini Berdomisili di Jakarta itu juga mengatakan bahwa event dengan alokasi anggaran yang tidak sedikit seperti halnya Trenggalek Fashion Week bila digelar di Trenggalek sebenarnya bisa menjadi magnet untuk menarik kunjungan tamu luar kota, sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Bupati Trenggalek melalui kegiatan lelang investasi."Maka akan ada potensi uang beredar di Trenggalek yang dibawa oleh tamu dari luar kota, dengan begitu pihak hotel bisa nyalain lampu kamar, sentra oleh-oleh berpotensi mendapatkan penghasilan tambahan. Bukan malah sebaliknya, membawa uang Trenggalek untuk belanja di Ibukota," tandasnya.Masih dikatakan oleh Ermiko, Upaya pemulihan ekonomi daerah harus dipertimbangkan betul, sehingga setiap kegiatan yang niatnya untuk memulihkan perekonomian tepat sasaran dan manfaatnya dapat dirasakan Masyarakat Trenggalek."Probability kesuksesan acara itu pada konteks pemulihan ekonomi paska pandemi harusnya bisa dinilai sejak acara dalam bentuk konsep. Apa tujuannya, seberapa besar biayanya, seberapa besar peluang tercapainya tujuan dilaksanakannya event," ujarnya.[caption id="attachment_14049" align=aligncenter width=720] Data LPSE/Foto: Kabar Trenggalek[/caption]Sementara itu Asmadi, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mengatakan bahwa kegiatan seperti Trenggalek Fashion Week itu memang seharusnya ada.Tak pelak dirinya mendukung, karena Trenggalek itu ibarat Asmadi, katak dalam tempurung, artinya banyak yang belum mengetahui, jadi sangat perlu untuk ada event di luar kota."Jadi kalau kita tidak melakukan ekspansi keluar itu sulit," ungkapnya.Menyinggung soal anggaran yang terpampang di LPSE Asmadi meluruskan bahwa berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 17 Tahun 2021 sudah memenuhi unsur persyaratan."Itu penunjukan langsung, karena berdasarkan Perpres itu anggaran 200 juta kebawah bisa penunjukan langsung, kepada perusahaan yang memenuhi syarat" ujarnya.Sementara itu, kegiatan yang diselenggarakan di Museum Tekstil di mulai tanggal 20-21 Mei 2022 di Ibu Kota Jakarta. Ternyata, kegiatan itu berdampingan dengan brand (merek) rintisan Novita Hardini yang dinamai “Merayu”.Mas Ipin mengatakan, kegiatan megah yang memboyong para kepala dinas di lingkup Pemerintah Kabupaten Trenggalek itu, diyakini mampu membangkitkan ekonomi pasca badai pandemi Covid-19.“Ini sebagai ikhtiar pemulihan ekonomi Nasional, karena Jokowi sudah berkoordinasi dengan maksimal untuk bisa mengendalikan covid-19. Dan saat ini adalah momen yang pas untuk pemulihan ekonomi,” kata Mas Ipin saat pembukaan TFW di Jakarta.Mas Ipin selalu merujuk kata Jokowi yang mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) untuk mendorong memaksimalkan pemakaian produk lokal, khususnya dari Bumi Menak Sopal Trenggalek.“Momentum ini untuk kami ambil, biar produk lokal bisa membangun branding dengan masyarakat Jakarta,” ujarnya.Sementara itu, Novita menambahkan dalam kegiatan TFW itu adalah sebuah proses untuk membuat produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang dibawa dari hulu ke hilirnya.“Ini sebuah ikhtiar untuk menyambungkan UMKM lokal dengan Jakarta dan selanjutnya bisa menjadi business matching [pencocokan bisnis] sehingga selanjutnya bisa berkolaborasi,” jelas Novita.
Kabar Trenggalek Hadir di WhatsApp Channel Follow