KBRT - Tradisi tahunan Nyadran atau Bersih Dam Bagong kembali digelar oleh warga, Kelurahan Ngantru, Trenggalek pada 2025 sebagai wujud rasa syukur dan penghormatan terhadap warisan leluhur. Salah satu puncak acara adalah ritual larung kepala kerbau ke dam, yang kemudian diperebutkan warga dengan menyelam di tengah arus deras.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Trenggalek, Sunyoto, menyatakan bahwa tradisi ini merupakan simbol penghormatan kepada Tuhan atas rezeki yang diterima selama setahun terakhir, serta doa agar Trenggalek terhindar dari bala di masa mendatang.
“Bersih Dam Bagong adalah ungkapan syukur masyarakat atas limpahan rezeki dan juga sebagai pengingat kepahlawanan Ki Ageng Menak Sopal dalam membangun irigasi di Dam Bagong. Segala sesuatu itu selain dilaksanakan oleh kekuatan diri sendiri juga dilaksanakan secara gotong royong,” ujar Sunyoto.
Ia juga menyoroti peran aktif masyarakat yang kini lebih mandiri dalam menyelenggarakan tradisi ini tanpa sokongan anggaran dari pemerintah.
“Kalau dulu memang ada support dari pemerintah, tapi hari ini karena ada efisiensi, masyarakat malah bisa melaksanakan sendiri dengan baik. Saya melihat hal itu karena gotong royong. Mudah-mudahan adat semacam ini tidak luntur dan terus dilaksanakan,” imbuhnya.

Dalam prosesi ritual, kepala kerbau yang disembelih ditenggelamkan ke dalam Dam Bagong. Warga yang telah berkelompok menyelam untuk memperebutkan bagian kepala tersebut, meski harus menghadapi arus yang sangat deras.
Salah satu warga yang berhasil mendapatkan kepala kerbau tahun ini adalah Toni. Ia mengaku telah mengikuti tradisi ini selama lima tahun terakhir.
“Ini sudah kelima kalinya. Turunnya bareng teman-teman. Kadang dapatnya mudah, kadang sulit. Tapi arusnya sekarang deras banget, lebih dari biasanya,” ujar Toni usai naik dari dam.
Kepala kerbau yang didapat kemudian dimasak bersama-sama oleh warga sebagai simbol kebersamaan dan syukur.
“Biasanya setelah dapat, dimasak bareng-bareng. Nanti tergantung teman-teman juga,” ujarnya.
Ritual Nyadran Dam Bagong menjadi bukti kuat bahwa masyarakat Trenggalek tetap berkomitmen melestarikan tradisi, meskipun kondisi alam dan situasi anggaran tak selalu mendukung. Hal ini juga mencerminkan semangat gotong royong yang diwariskan turun-temurun.
Kabar Trenggalek - Sosial
Editor:Lek Zuhri