KBRT - Bulan Ramadan tidak hanya dirasakan oleh umat Muslim yang dewasa saja, tetapi juga oleh anak-anak. Mereka turut merasakan gegap gempita bulan Ramadan yang hanya datang sekali dalam setahun. Tak jarang, anak-anak ikut berpuasa penuh atau sekadar latihan puasa dengan berpuasa setengah hari.
Setiap daerah dan masjid memiliki keunikan tersendiri dalam menyambut bulan Ramadan. Seperti di Masjid Baitul Ikhlas, Desa Sawahan, Watulimo, setelah salat tarawih, anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah berbaris rapi untuk antre meminta tanda tangan imam salat. Tanda tangan tersebut digunakan untuk mengisi buku tugas Ramadan yang mereka dapatkan dari sekolah.
"Kegiatan ini sangat bagus ya, bisa memotivasi anak-anak supaya rajin beribadah ke masjid selama bulan Ramadan," ujar Rohmad, selaku imam salat Masjid Baitul Ikhlas Sawahan.
Dengan adanya tugas Ramadan berupa buku atau jurnal yang harus diisi, anak-anak menjadi lebih bertanggung jawab dalam menjalankan ibadah. Buku tersebut berisi kolom kegiatan harian seperti puasa, salat wajib, salat sunah, serta mengaji. Semua kegiatan itu harus dibuktikan dengan paraf orang tua, bahkan ada kegiatan tertentu seperti salat tarawih yang harus dibuktikan dengan tanda tangan imam salat tarawih.
"Kami juga menekankan kepada anak-anak agar niat pergi ke masjid adalah untuk beribadah, bukan sekadar mencari tanda tangan. Anggap tanda tangan itu sebagai bonusnya," tandasnya.
Ada belasan anak-anak di Masjid Baitul Ikhlas yang setiap hari melaksanakan ibadah salat tarawih berjamaah, mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP). Selain salat tarawih berjamaah, pada sore hari anak-anak juga melaksanakan kegiatan tadarus Al-Qur’an. Antusiasme ini sangat disambut baik oleh takmir sekaligus imam Masjid Baitul Ikhlas Desa Sawahan.
Anak-anak memiliki pengalaman unik dalam menjalani bulan Ramadan, terutama saat mereka mulai belajar berpuasa. Bagi anak-anak yang belum wajib berpuasa, Ramadan menjadi momen berharga untuk mengenal ibadah sejak dini, baik melalui puasa setengah hari, salat tarawih, atau membaca Al-Qur’an. Suasana Ramadan yang penuh kebersamaan juga membuat mereka lebih antusias, seperti berbuka puasa bersama keluarga, menikmati hidangan khas, serta mengikuti berbagai kegiatan keagamaan di masjid.
Selain itu, Ramadan mengajarkan anak-anak tentang kesabaran, empati terhadap orang yang kurang beruntung, dan pentingnya berbagi. Dengan bimbingan orang tua dan lingkungan yang mendukung, Ramadan bisa menjadi kesempatan emas bagi anak-anak untuk membangun kebiasaan baik dan meningkatkan pemahaman mereka tentang nilai-nilai Islam.
Kabar Trenggalek - Sosial
Editor:Zamz