Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account
ADVERTISEMENT
JImat

Tips Trading ala Legenda Trader Misterius, Jesse Livermore

  • 13 May 2025 15:00 WIB
  • Google News

    KBRT - Jesse Lauriston Livermore adalah legenda pasar saham yang dijuluki sebagai Raja Spekulator (Speculator King) dan Great Bear of Wall Street karena meraup keuntungan yang sangat besar pada saat pasar Wall Street bearish dalam crash yang terjadi tahun 1907 dan 1929. 

    Jesse Livermore yang dikenal se­bagai trader misterius ini mulai mengenal pasar saham pada usia 14 tahun ketika ia melarikan diri dari rumah dengan hanya berbekal 5 USD. Ia kemudian bekerja sebagai operator merangkap kurir pada broker saham Paine Webber di Boston.

    Ia dijuluki trader misterius karena aktivitas tradingnya dilakukan secara rahasia di kantor pribadinya di Fifth Avenue, New York. Beberapa aturan trading Livermore yang masih banyak digunakan hingga sekarang antara lain: 

    • Tidak masuk pasar ketika kondisi pasar sideways atau arah tren tidak jelas.
    • Menerapkan pivot point daily untuk mengetahui arah pergerakan harga.
    • Selalu menunggu konfirmasi baik dari segi teknikal maupun fundamental sebelum benar-benar melakukan order buy atau sell.
    • Selalu menggunakan stop loss (untuk menentukan risiko) dan exit hanya bila tren berbalik arah (reverse).

    Melakukan trade pada saham-saham yang kuat pada saat pasar bullish. Sebaliknya, pada saat pasar bearish kita harus masuk pada saham-saham yang paling lemah. Hindari saham yang tampak meragukan atau ambigu dan jangan pernah melakukan teknik averaging down pada posisi merugi.

    Dilansir dari buku Teknik Rahasia Analisis Teknikal Saham: Teknik-Teknik Trading karya Fadjar Sidiq Hidayatullah, berikut beberapa tips dari Jesse Livermore yang bisa diterapkan dalam rencana transaksi.

    Beli Saham yang Meningkat dan Menjual Saham Jatuh

    Hal yang umum dan populer dari trader adalah mencoba untuk menangkap harga puncak atau harga lembah. Mereka tidak mengerti bahwa tidak ada puncak atau dasar di pasar sampai harga itu sendiri dikonfirmasi. Bagaimana bisa memastikan sesuatu yang tidak ada atau gaib. Kita bisa saja mencoba untuk menebak-nebak dan menganti­sipasi pergerakan harga, tapi yang penting di sini adalah bagaimana mengurangi risiko jika tidak ada kemungkinan yang meyakinkan. 

    Sebagai ritel (trader kecil), kita tidak memiliki sumber daya untuk memanipulasi pasar sehingga langkah terbaik yang bisa diambil adalah meng­ikuti arus tren. Tindakan ini lebih baik dari­pada harus melawan arus seperti seorang pahlawan namun  tidak memiliki kesempatan untuk me­menang­kan apa pun. 

    Tidak Perlu Bertransaksi Setiap Hari Sepanjang Tahun

    Trading hanya dilakukan ketika pasar jelas bullish atau bearish, maka tradinglah sesuai arah tren. Jika harga  naik maka kita beli (long), sebaliknya jika harga jatuh harus jual (short). Tradinglah ha­nya ketika melihat peluang perdagangan sesuai dengan gaya berdagang yang kita miliki. Trading saham tanpa rencana dan trading plan biasanya akan bermasalah. 

    Jika kamu adalah seorang trading harian (minato), maka akan sangat sulit untuk mempertahankan posisi trading dengan gaya scalping jangka pan­jang karena akan membutuhkan psikologi dan kesehatan yang baik. Duduk di depan monitor se­panjang hari dan merenungkan dari satu bagan ke bagan yang lain bukanlah sesuatu yang dapat dila­kukan dari hari ke hari kecuali karena kecanduan. 

    Kecanduan bukanlah hal yang baik sehingga dari­pada duduk sepanjang hari di depan monitor, le­bih baik  melakukan hal-hal yang lebih bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain.

    Mengkoordinasikan Aktivitas Trading dengan ­Pivot Point sebagai Radar

    Penggunaan pivot mingguan bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai latar belakang perjalanan harga. Ini akan membantu jika berte­patan dengan zona pasokan dan zona perminta­an saat terjadi peningkatan. Hal terbaik yang bisa kita lakukan ketika masuk dan keluar pasar adalah menemukan dimana pembeli dan penjual terlihat pada pola grafik dalam zona pasokan dan per­mintaan.

    Hanya Masuk Pasar Jika Sesuai dengan Opini dan Kelihatan Probabilitasnya.

    Berpartisipasi tapi tidak mengantisipasi. Mung­kin memiliki berbagai macam pendapat dan antisipasi tentang pasar, tapi janganlah masuk ke dalamnya hanya berdasar­kan antisipasi. Masuklah ketika antisipasi itu telah terkonfirmasi. Setelah mengonfirmasi semuanya, maka jangan menyianyiakan kesempatan yang baik. Konfirmasi yang dibicarakan di sini adalah ketika struktur harga cocok untuk ren­cana perdagangan dalam strategi masuk/keluar pasar.

    Lanjutkan Trading yang Menunjukkan Keuntungan, Akhiri Trading yang Menunjukkan Kerugian

    Buanglah kerugian ketika kecil dan maksimal­kan keuntungan ketika benar. Ini adalah aturan trading paling penting yang perlu dipegang, se­dangkan untuk konsep sepenuhnya bergantung pada gaya trading pribadi masing-masing. Namun kenyataannya, sebagian besar trader terutama trader baru akan melakukan transaksi dengan ke­untungan kecil dan membiarkan kerugian mem­bengkak.

    Walaupun ironis, tapi itulah kenyataan yang ter­jadi pada bursa saham Indonesia kita sekarang.Akhiri trading ketika jelas bahwa tren keuntungan telah berakhir.

    Akhiri tradingmu jika jelas tidak memberikan ke­untungan dan ada kemungkinan terjadinya per­ubahan tren. Selain itu, konfirmasi perubahan tren biasanya cenderung mengambil waktu dan tenaga marginmu.

    Tren adalah Petunjuk Kekuatan Pasar dalam 

    Sektor Apapun

    Pergerakan harga saham sangat dinamis karena pasar saham merupakan kumpulan kepala yang mengincar cuan/profit yang mempunyai perilaku unik serta motif yang berbeda-beda. Maka dari itu, kita harus belajar cara membaca tren perge­rakan saham agar tidak salah dalam mengambil keputusan yang bisa menyebabkan kerugian.

    Ada tiga tren dalam pasar saham:

    Tren Bullish 

    Dimulai dari fase akumulasi (accumulation phase), yaitu periode ketika investor yang “punya informasi” melakukan aksi beli atau aksi jual secara aktif, berlawanan dengan opini umum pasar. Setelah itu memasuki fase panic buying, ketika pasar mulai “menangkap” dan “latah meniru” para pelaku pasar lainnya se­hingga perubahan harga secara cepat terjadi. Dalam fase kedua, para investor berbasis tek­nikal mulai ikut berpartisipasi. Fase dua terus berlanjut hingga spekulasi mulai menjamur. Setelah spekulasi meluas, para trader yang tanggap di fase pertama mulai melepas aset yang dipegangnya atau yang disebut fase excess. 

    Tren Bearish 

    Fase dimulai dengan distribusi secara besar-besaran hingga terjadi panic selling dan terus berlanjut hingga muncul tanda-tanda akan berakhir. 

    Tren Sideways

    Dalam fase ini, pergerakan naik turunnya har­ga dalam suatu kisaran terbatas dalam lingkup yang cukup sempit. Dalam kasus perdagangan Forex tidak sama de­ngan saham, namun selalu terdapat pasangan mata uang yang sedang menguat dan melemah. 

    Jangan Habiskan Uang untuk Membeli Saham 

    yang telah jatuh. Jika memang kurang berpengalaman dan belum memahami benar struktur harga dan konsep pa­sar dengan baik, maka jangan habiskan marginmu untuk transaksi sesuatu yang sedang melemah. 

    Jangan Sampai Margin Call

    Hindari menghasilkan  kerugian yang menumpuk dan ceroboh (over trade) sehingga memicu margin call.  Untuk memahami margin call, kita harus mengerti terlebih dahulu tentang margin. Sederha­nanya, margin merupakan jumlah uang yang diper­lukan untuk mempertahankan suatu posisi trading tetap terbuka. Margin yang diperlukan untuk mem­pertahankan suatu posisi trading akan makin besar saat kerugian yang terjadi makin besar. Jika margin yang tersedia (free margin) habis, maka kamu akan mendapat surat dari broker yaitu margin call.

    Keluar dari Pasar Ketika Sudah Mencapai harga Tertinggi atau Terendah 

    Jika terjadi breakout, lanjutkan transaksi dan tetap mengacu pada tren yang berlangsung. Pemula cenderung melakukan hal yang sebalik­nya. Ketika melihat kenaikan atau penurunan ta­jam, mereka cenderung menganggap itu masih bisa bergerak lebih rendah atau lebih tinggi lagi. Mereka melihatnya sebagai kesempatan emas untuk mendapat jackpot, padahal itu hanya akan membuat mereka bangkrut lebih cepat.

    Kabar Trenggalek - Ekonomi

    Editor:Zamz