Kabar Trenggalek - Puasa Ramadhan 1443 Hijriah mulai dijalankan umat Muslim. Berbagai kesiapan sudah dilakukan, namun ada beberapa yang ketinggalan seperti kondisi tubuh yang lemas saat menjalankan ibadah puasa, Minggu (03/04/2022).
Andriyanto, Pj Sekretaris Daerah (Sekda) Trenggalek, memberikan tips sehat dan bugar puasa Ramadhan 1443 H saat cuaca ekstrem. Menurut Andriyanto, saat puasa Ramadhan, malas-malasan tidak menjadi hal yang kontraproduktif. Sebagaimana yang ia ketahui, puasa Ramadhan memiliki banyak manfaat, salah satunya menyehatkan tubuh.
"Saat umat Muslim menjalankan ibadah puasa, bukan menjadi alasan untuk tidak melakukan apa-apa. Karena puasa sebenarnya memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh," jelas Andriyanto saat ditemui di ruang kerjanya.
Andriyanto menjelaskan, ketika hendak puasa dan saat menjalankan sahur, makanan itu sampai lambung sekitar 3 sampai 4 jam. Kemudian, untuk mencapai usus besar perlu waktu 3 sampai 4 jam. Setelah makanan dicerna, lanjutnya, tubuh membutuhkan waktu metabolisme 7 sampai dengan 4 jam. Maka, jika sahur pada pukul 04.00 WIB, tubuh akan merasakan lapar pada jam 12.00 WIB.
"Ketika kita lapar tersebut ada proses tubuh yang untuk mengeluarkan asam lambung, maka akan terasa perih, dan seperti itulah proses lapar, sehingga memantik pikiran untuk mencari makan," ungkap Andriyanto.
Namun karena puasa, rasa lapar itu akan bertahan selama seperempat jam, paling maksimal setengah jam. Karena jika tubuh tidak dimasuki makanan, akan mengeluarkan Glukoneogenesis.
"Glukoneogenesis adalah perombakan cadangan tubuh untuk menjadi glikogen, yang dipakai untuk bergerak, berbicara, berfikir, dan sebagainya," katanya.
Pada saat kita melakukan Glukoneogenesis, seandainya kita mempunyai penyakit maag, ketika luka kalau kita kasih obat merah, mesti orang tua kita bilang jangan kena air dulu supaya cepat kering. Pada saat kita mengeluarkan asam lambung, maka itu akan menutup luka. Jadi apa yang kita sebut dengan gastritis akan lebih cepat sembuh daripada diberi asam lambung kemudian kita tidak makan selama 6 jam. Kemudian, pada saat kita berpuasa, makannya cuma pada saat kita sahur saja dan mungkin tidak ada tambahan lagi sekitar 4 jam. Setelah itu kita makan lagi, maka metabolisme kita itu akan menjadi pelan (kerja organ tubuh lebih ringan karena ada jeda istirahat). Perlahan, kemudian optimal, dan sebagainya, maka tubuh akan jauh lebih sehat. Glukoneogenesis itu mengambil cadangan lemak, sehingga ketika berpuasa maka kemungkinan dapat menurunkan berat badan. Dengan begitu, tubuh akan jauh lebih sehat.
Yang paling penting pada saat berpuasa supaya kita sehat dan bugar, kita harus memahami tentang 3J (jumlah, jadwal, sama jenis). Jadwalnya tetap seperti biasa pagi, siang, dan malam. Jadi paginya berbuka, kemudian siangnya setelah Tarawih, lalu malamnya sahur. Takjilnya yang paling penting, kalau bisa yang manis. Diutamakan manisnya ini manis buah. Kalau berbuka saya anjurkan berbuka dengan air dingin, tentunya bagi yang bisa. Seperti lansia, kalau tidak bisa jangan dipaksakan. Tapi rata-rata dengan minuman dingin itu menghilangkan dengan cepat rasa haus, dan itu akan menjadikan kebahagiaan tersendiri ketika berbuka puasa. Dengan begitu, minum kita sedikit, kemudian kita Salat Magrib baru kita makan yang seimbang dan berkualitas. Setelah Salat Tarawih, silakan makan apa saja tapi kalau bisa lengkap. Seimbang itu ada sumber karbohidratnya, ada proteinnya (baik hewani maupun nabati), dan juga buah-buahan. Misalkan kalau tidak biasa makan gado-gado, bisa makan lumpia. Karena di situ ada lemaknya, sayurnya, dan sebagainya, baru sahur.
Yang paling penting untuk tetap sehat dan bugar saat puasa Ramadhan, yang sering dilupakan adalah cairan. Minum kita kalau bisa tercukupi. "Jadi yang tidak boleh dilupakan kalau kita sepakat, kita jaga kesehatan pada saat Ramadhan," terang Ketua Bidang Hukum dan Humas DPP Persatuan Gizi Indonesia (PERSAGI) itu.
Menjawab pertanyaan mengenai puasa di cuaca ekstrem, Andriyanto, yang juga merupakan Staf Ahli Gubernur Jatim itu menambahkan, "Yang saya khawatirkan ketika puasa pada saat cuaca yang begitu panas, kita akan berkeringat dan ketika kita berkeringat maka mengeluarkan cairan tubuh yang berlebihan," sambungnya.
Makanya kalau pada saat berbuka hingga sahur, kecukupan cairannya kurang, yang terjadi bukan hanya dehidrasi. Dehidrasi tadi adalah oksigen yang kita hirup tidak mampu diedarkan ke seluruh tubuh, dan tidak mampu diserahkan ke otak. Yang terjadi dalam cuaca ekstrem, kita tidak bisa berkonsentrasi. Kalau cuaca ekstremnya hujan terus-menerus, tidak masalah, karena kita tidak mengeluarkan cairan tubuh. Persoalannya kalau cuaca ekstrem hujan, kita akan lebih banyak tidur, dan yang terjadi adalah obesitas.
Namun Insya Allah dengan berpuasa, minum kita menjadi disiplin, makan kita akan menjadi lebih teratur, dan lebih berkualitas. Yang biasanya kita tidak makan buah, dengan berpuasa kita menjadi berbuka atau sahur dengan buah, dan juga ada lauknya. Tentunya ini akan menjadi lebih sehat.
"Sekali lagi kepada masyarakat di bulan Ramadhan ini, tidak bisa dijadikan alasan kita malas bekerja, kemudian kita menjadi lemas. Yang paling penting kita tetap menjaga ritme. Sebenarnya sama antara puasa dan tidak puasa, cuma mengalihkan jamnya saja, dan yang paling penting adalah, makan berkualitas, minum yang baik, dan minum yang cukup," tegas Andriyanto yang juga Staf Ahli Provinsi Jawa Timur itu.