Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Tiga Anak Meninggal akibat Hepatitis Akut, Warga Jawa Timur Perlu Waspada

Kabar Trenggalek - Kementerian Kesehatan melaporkan adanya kejadian tiga anak meninggal akibat Hepatitis Akut. Tiga pasien anak yang dirawat di RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo, Jakarta, itu meninggal dengan dugaan Hepatitis Akut yang belum diketahui penyebabnya, Jumat (06/05/2022).Ketiga anak itu meninggal dalam kurun waktu yang berbeda dengan rentang dua minggu terakhir hingga 30 April 2022. Melihat kondisi tersebut, Kementerian Kesehatan meningkatkan kewaspadaan terhadap KLB Hepatitis Akut.Kementerian Kesehatan mengeluarkan Surat Edaran Nomor HK.02.02/C/2515/2022 tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology) tertanggal 27 April 2022.Menanggapi situasi ini, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur (Dinkes Jatim), Dr. Erwin Astha Triyono, mengimbau kepada seluruh masyarakat Jawa Timur, khususnya kepada orang tua terhadap anak-anak, untuk selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta disiplin protokol kesehatan."Untuk mencegah dan mengendalikan penularan hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya di Jawa Timur, kami mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati namun tetap tenang," jelas Dr. Erwin, pada siaran persnya, Kamis (05/05/2022).Dr. Erwin meminta masyarakat Jawa Timur melakukan upaya pencegahan dengan PHBS seperti sering mencuci tangan pakai sabun, dan meminum air bersih yang matang. Masyarakat juga perlu memastikan makanan dalam keadaan bersih dan matang penuh, menggunakan alat makan sendiri, memakai masker, serta menjaga jarak serta menghindari kontak dengan orang sakit."Selain itu, untuk sementara agar tidak berenang dulu di kolam renang umum, tidak bermain di playground, serta hindari menyentuh hand railing, knop pintu, dinding, dll yang sering dipegang orang," kata Dr. Erwin dilansir dari Kominfo Jatim.Dr. Erwin menjelaskan, ada beberapa gejala klinis yang ditemukan pada pasien hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya ini. Gejala itu antara lain peningkatan enzim hati, sindrom hepatitis akut, dan gejala gastrointestinal (nyeri abdomen, diare dan muntah-muntah).Sebagian besar kasus, kata Dr. Erwin, tidak ditemukan adanya gejala demam. Dia berpesan, kalau masyarakat menemui gejala tersebut pada anak, segera periksakan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat agar segera bisa dilakukan observasi dan tindakan.Dr. Erwin mengimbau kepada seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di Jawa Timur untuk siap dan sigap dalam menangani pasien yang mengalami gejala hepatitis akut tersebut."Seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di Jawa Timur juga diminta segera melaporkan ke Dirjen P2P Kemenkes RI melalui Dinkes Jatim jika menemukan kasus sesuai dengan gejala hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya untuk dilakukan penyelidikan epidemiologi lebih lanjut," ucap Dr. Erwin.Dinkes Jatim telah melakukan koordinasi dengan kabupaten/kota dan jejaring Dinas Kesehatan, rumah sakit dan puskesmas serta membangun dan memperkuat jejaring kerja surveilans dengan lintas program dan lintas sektor (info IDAI dan PPHI, Patelki/Lab, dll).Tak hanya itu, Dinkes Jatim juga terus melakukan promosi kesehatan melalui media KIE agar masyarakat dapat memahami gejala hepatitis akut tersebut."Dinkes Jatim juga terus memantau dan melaporkan kasus suspect hepatitis akut di SKDR, dengan gejala yang ditandai dengan kulit dan sklera berwarna ikterik atau kuning dan urin berwarna gelap yang timbul secara mendadak," terang Dr. Erwin.Setelah Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan secara resmi Kejadian Luar Biasa (KLB) kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (penyebabnya) pada tanggal 15 April 2022, jumlah laporan dari berbagai negara terus bertambah.Per 21 April 2022, tercatat 169 kasus yang dilaporkan di 12 negara yaitu Inggris 114 orang, Spanyol 13 orang, Israel 12 orang, Amerika Serikat 9 orang, Denmark 6 orang, Irlandia < 5 orang, Belanda 4 orang, Italia 4 orang, Norwegia 2 orang, Perancis 2 orang, Romania 1 orang dan Belgia 1 orang dengan kisaran kasus terjadi pada anak usia 1 bulan sampai dengan 16 tahun. Kemudian, 17 anak atau sekitar 10% di antaranya memerlukan transplantasi hati, dan 1 kasus dilaporkan meninggal.Berdasarkan data Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) Jawa Timur, minggu I – minggu 17 Tahun 2022 (per 4 Mei 2022), telah ditemukan 114 kasus suspect Hepatitis Akut di 18 kabupaten/kota di Jawa Timur.Pada minggu ke-14 hingga minggu ke-17, kasus Hepatitis Akut cenderung mengalami kenaikan. Data SKDR tersebut merupakan kasus suspect Hepatitis Akut yang masih membutuhkan pemeriksaan apakah itu hepatitis atau bukan.