Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account

Tata Cara Pengembangan Desa Wisata: Kriteria dan Langkah Pengembangan

Paradigma desa wisata Indonesia: milik, oleh, dan untuk masyarakat, mencerminkan keragaman budaya dengan 4A+C1 dan langkah strategis pengembangan.

  • 02 Jan 2025 10:00 WIB
  • Google News

    Poin Penting

    • Desa wisata merupakan pariwisata yang milik, oleh, dan untuk masyarakat desa.
    • Desa wisata mencerminkan keragaman Indonesia sebagai kekuatan bangsa.
    • Desa wisata lahir dari kegiatan turun-temurun yang menjadi daya tarik unik setiap desa.

    Paradigma baru bagi sektor pariwisata di Indonesia kini mengarah pada konsep "pariwisata milik, oleh, dan untuk masyarakat desa." Konsep ini menggambarkan keragaman Indonesia sebagai kekuatan utama bangsa.

    Eksistensi desa wisata di berbagai daerah tumbuh dari kegiatan turun-temurun yang menjadi unggulan di suatu desa, berkembang menjadi destinasi wisata yang layak dikunjungi.

    Berbagai upaya mengenalkan desa wisata ke masyarakat bisa dilakukan dengan menggandeng media lokal, akan tetapi dibutuhkan rancangan promosi yang jitu supaya tidak sekedar buang-buang anggaran, anda bisa mempelajarinya di artikel berikut: Kiat Sukses Desa Wisata: Rancangan Promosi dan Kerjasama Media.

    Dilansir dari buku Pengembangan Desa Wisata karya Ervina Desi Prapita, terdapat sejumlah kriteria dan langkah strategis dalam mengembangkan desa wisata, seperti berikut:

    Kriteria Pengembangan Desa Wisata

    Pengembangan desa wisata didasarkan pada konsep 4A + C1:

    Attraction (Atraksi)

    Atraksi adalah daya tarik utama dari desa wisata, yang dapat berupa keunikan budaya, tradisi, keindahan alam, atau kegiatan khas desa. Atraksi ini harus memiliki nilai jual yang kuat untuk menarik wisatawan datang berkunjung. Contohnya, seni pertunjukan tradisional, kerajinan khas, atau panorama alam yang indah.

    Amenities (Kelembagaan)

    Fasilitas yang tersedia di desa untuk menunjang kenyamanan wisatawan selama kunjungan mereka. Ini mencakup infrastruktur dasar seperti toilet, tempat parkir, penginapan, tempat makan, dan pusat informasi wisata. Kelembagaan juga mengacu pada keberadaan organisasi atau pengelolaan desa wisata yang terorganisir dengan baik.

    Accessibility (Aksesibilitas)

    Sarana dan prasarana yang memudahkan wisatawan untuk mencapai desa wisata tersebut. Ini meliputi kondisi jalan, akses transportasi, petunjuk arah yang jelas, serta kemudahan mendapatkan informasi mengenai desa wisata, baik secara offline maupun online.

    Ancillaries (Akomodasi)

    Fasilitas pendukung yang melengkapi pengalaman wisata, seperti hotel, homestay, atau penginapan lainnya. Selain itu, fasilitas ini juga mencakup tempat untuk belanja oleh-oleh, area rekreasi tambahan, dan layanan pendukung lainnya yang meningkatkan kepuasan wisatawan.

    Community Involvement (Keterlibatan Komunitas)

    Partisipasi aktif masyarakat lokal dalam mengelola dan mengembangkan desa wisata. Ini termasuk keterlibatan warga dalam memberikan pelayanan kepada wisatawan, menjaga kelestarian lingkungan dan budaya lokal, serta memperoleh manfaat langsung dari aktivitas pariwisata. 

    Keterlibatan ini memastikan keberlanjutan desa wisata sekaligus meningkatkan rasa kepemilikan masyarakat terhadap destinasi tersebut.

    Langkah-Langkah Pengembangan Desa Wisata

    Untuk menggali dan memetakan potensi desa wisata, pendekatan 3P—Posisi, Potensi, dan Prestasi—dapat diterapkan, berikut penjelasannya:

    1. Posisi:
      • Mengacu pada lokasi geografis desa, termasuk letak strategisnya terhadap pusat kota, aksesibilitas dari wilayah lain, serta kondisi lingkungan fisik desa seperti kontur tanah, iklim, atau keunikan geografis.
      • Informasi ini penting untuk memahami bagaimana lokasi desa dapat menjadi daya tarik atau tantangan dalam pengembangan wisata. Misalnya, desa yang terletak di dataran tinggi mungkin memiliki potensi untuk wisata alam pegunungan.
    2. Potensi:
      • Mengidentifikasi apa saja yang menjadi kekuatan desa, baik dari sumber daya alam maupun sumber daya manusia.
      • Sumber daya alam dapat berupa keindahan alam, keberagaman flora dan fauna, atau hasil bumi seperti kerajinan lokal atau produk pertanian.
      • Sumber daya manusia mencakup keterampilan masyarakat, tradisi, atau seni budaya lokal yang dapat dikembangkan menjadi atraksi wisata.
      • Potensi ini membantu menentukan keunikan desa yang bisa ditonjolkan sebagai nilai jual.
    3. Prestasi:
      • Melihat capaian yang telah diraih oleh desa atau masyarakatnya, seperti penghargaan di tingkat kabupaten atau kecamatan, keberhasilan dalam program pembangunan desa, atau inovasi yang telah dilakukan masyarakat.
      • Prestasi ini mencerminkan kemajuan desa dan menjadi daya tarik tambahan bagi wisatawan. Selain itu, capaian ini juga dapat menjadi motivasi dan dasar untuk mengembangkan desa wisata lebih jauh.

    Peran Lembaga Desa dan Pemandu Wisata

    Pentingnya pembentukan lembaga di tingkat desa, seperti POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata), menjadi salah satu tonggak utama dalam pengembangan desa wisata. POKDARWIS bertugas menyosialisasikan prinsip Sapta Pesona kepada masyarakat.

    Selain itu, desa juga dapat membentuk lembaga pengelola wisata yang dikelola oleh tokoh masyarakat untuk mengoptimalkan potensi keuntungan dari jasa pariwisata.

    Tak kalah penting, keberadaan pemandu wisata profesional menjadi bagian integral desa wisata. Pramuwisata bertugas memberikan informasi, bimbingan, dan mendampingi wisatawan dalam berbagai aktivitas, mulai dari kunjungan objek wisata hingga pengalaman kuliner.

    Di Trenggalek terdapat Desa Wisata yang mendapatkan apresiasi dari kementerian, salah satunya Desa Wisata Duren Sari, Kecamatan Dongko. Beikut beberapa ulasan fasilitas wisata dengan bekerja sama dengan media lokal: Staycation Di Desa Wisata Durensari Sawahan dan Desa Wisata Pandean.

    Dengan pendekatan terstruktur dan melibatkan masyarakat, paradigma baru desa wisata dapat menjadi pilar bagi penguatan keragaman dan kemajuan bangsa.

    Kabar Trenggalek - Edukasi

    Editor:Tri