Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account
ADVERTISEMENT
JImat

Tanaman Herbal Manjur Obati Diabetes

  • 21 May 2025 13:00 WIB
  • Google News

    KBRT - Tanaman obat memiliki kelebihan dalam pengobatan diabetes karena umumnya tanaman obat memiliki fungsi konstruktif, yaitu membangun kembali jaringan-jaringan yang rusak dan menyembuhkan penyakit komplikasi yang lain.

    Manfaat tanaman obat seperti memperbaiki kerusakan fungsi pankreas, meningkatkan efektivitas insulin yang dihasilkan, dan menyembuhkan penyakit komplikasi akibat diabetes.

    Ramuan obat yang akan digunakan harus direncanakan oleh dokter atau terapis bersama penderita dan jika terjadi ketidakcocokan dapat segera diantisipasi. Penderita dapat memilih tanaman obat dalam keadaan segar yang telah dicuci bersih atau yang telah dikeringkan. 

    Perebusan dilakukan setelah dosis obat diketahui. Alat-alat merebus disarankan terbuat dari tanah, keramik, atau kaca karena dianggap lebih aman. Dalam keadaan terpaksa, alat yang terbuat dari email boleh digunakan. 

    Bahan dari besi, aluminium, atau kuningan sebaiknya dihindari karena akan bereaksi dengan rebusan tanaman obat dan dapat mengakibatkan racun bagi penderita. Setelah ramuan dimasukkan ke dalam panci dan dituang air sesuai dengan anjuran dokter atau terapis, perebusan dapat dilakukan di atas api kecil.

    Dilansir dari buku Jamu Ajaib Penakluk Diabetes karya Ning Harmanto dan Dr. Prapti Utami, berikut jenis tanaman obat yang dapat digunakan untuk menumpas diabetes.

    Mimba

    Mimba (Azadirachta indica Juss.) memiliki nama daerah seperti imbo, alembha, mempheuh, intaran, margosier, neem tree, dan mimba. Tanaman ini masuk dalam famili Meliaceae. Kandungan unsur kimia tanaman ini yang sudah diketahui adalah azadurachtin, minyak gliserida, asam asetil oksi furanil-dekahidro tetrametil-oksasiklopentana-tol furan-asetat-keton, dan heksahidro-hidroksi tetrametil-fenantenon (nimbol).

    Dalam pengobatan tradisional dan farmakologi Cina, mimba memiliki rasa pahit, tetapi daging buahnya manis. Mimba bersifat netral, antidiabetes, antidiare, antipiretik, dan dapat mengaktifkan atau merangsang fungsi kelenjar-kelenjar tubuh.

    Bagian tanaman yang digunakan untuk membuat ramuan herbal adalah daun, biji, kulit kayu, dan kayu. Cara pengolahannya bisa dengan cara merebus daun mimba dan airnya diminum setelah disaring dan didinginkan.

    Sambiloto

    Sambiloto biasanya tumbuh liar di ladang dan tempat-tempat terbuka lainnya. Namun, banyak juga yang membudidayakannya di pekarangan. Sambiloto diduga berasal dari kawasan tropis Asia. Sambiloto di Indonesia lebih mudah dijumpai di Jawa, Sumatera (Utara, Barat, dan Bangka), Sulawesi Tengah, Kepulauan Nusa Tenggara (Sumbawa, Flores, dan Timor), serta Kepulauan Maluku (Halmahera). Tanaman ini akan tumbuh subur jika ditanam di daerah yang ketinggiannya 1—1.200 meter dpl (di atas permukaan laut). 

    Di beberapa daerah, sambiloto dikenal dengan nama pepaitan, ki peurat, atau bidara. Khusus di daerah Jawa, sambiloto lebih dikenal dengan nama kayu mas, lang, ki pait, atau ki oray. Dalam sistem klasifikasi, sambiloto dikelompokkan dalam famili Acanthaceae dan bermarga Andrographis.  

    Tanaman ini berbentuk terna dengan tinggi tanaman sekitar 35—95 cm. Daun memanjang dengan warna hijau tua. Rasanya sangat pahit. Bunganya kecil berwarna putih keunguan. Buahnya juga kecil, berbentuk silindris, dan berwarna hijau kekuningan. 

    Seluruh bagian tanaman (herba) mengandung lakton dan flavonoid. Lakton lebih banyak terdapat di bagian daun dan cabang, sedangkan flavonoid lebih banyak terdapat di bagian akar.

    Sambiloto memiliki efek farmakologis menurunkan demam atau panas dalam, antiracun, antiradang, dan antibengkak. Jenis herba ini ternyata efektif untuk menyembuhkan infeksi dan merangsang fagositosis. Selain itu, mampu meningkatkan kekebalan seluler dan meningkatkan aktivitas kelenjar-kelenjar tubuh. Seluruh bagian tanaman sambiloto dapat digunakan sebagai bahan ramuan untuk mengatasi diabetes.

    Brotowali

    Brotowali (Tinospora crispa (L.) Miers) merupakan tanaman liar yang terdapat di seluruh Indonesia terutama Jawa, Bali, dan Ambon. Brotowali tumbuh subur di hutan, ladang, atau halaman dekat pagar dengan sinar matahari yang cukup banyak. Brotowali mampu hidup di tempat yang ketinggiannya 0—1.000 meter di atas permukaan laut.

    Herba ini tergolong ke dalam kelompok tumbuhan perdu yang merambat atau memanjat. Brotowali lebih cenderung sebagai tanaman penutup tanah. Ukuran batang sebesar jari kelingking, berbintil rapat, dan rasa-nya pahit. Daun merupakan daun tunggal, bertangkai, bentuknya seperti jantung atau agak bulat telur, berujung lancip dengan panjang sekitar 7—12 cm dan lebar 5—10 cm.

    Bunganya kecil berwarna hijau muda dan berbentuk tandan semu. Dalam klasifikasi tumbuhan, brotowali termasuk dalam famili Menispermaceae. Brotowali dikenal dengan nama daerah andawali, antawali, bratawali, akar pahit, putrawali, atau daun gadel.

    Tumbuhan ini mengandung alkaloid, damar lunak, pati, glikosida pikroretosid, zat pahit pikroretin, harsa, berberin, palmatin, kolumbin (akar), kokulin (pikrotoksin), dan tinokrisposid. Brotowali memiliki sifat analgetik, yaitu dapat menghilangkan rasa sakit. Selain itu, brotowali juga bersifat antipiretik yaitu mampu menurunkan panas, melancarkan cairan limpa, meningkatkan sekresi salifa, dan efek sedatif. 

    Dalam farmakologi bangsa Cina, brotowali dikenal memiliki rasa pahit, tetapi bersifat menyejukkan. Bagian tanaman yang digunakan untuk terapi herbal adalah batang terutama kulitnya. Brotowali diperbanyak dengan cara setek, cukup memotong batangnya dan menanamnya di tanah yang gembur dan cukup air. Penyiraman untuk menjaga kelembaban tanah dan pemupukan yang baik akan merangsang pertumbuhan brotowali. 

    Mahoni

    Mahoni memiliki nama Latin Swietenia mahagoni Jacq. dan termasuk famili Meliaceae. Di beberapa tempat di Indonesia, mahoni disebut mahagoni, maoni, atau moni. Di luar negari sering disebut sebagai mahagoni atau mahoganey. 

    Tanaman ini mengandung saponin dan flavonoid. Mahoni memiliki rasa pahit, biasanya dimanfaatkan sebagai antidiabetikum, mengatasi tekanan darah tinggi, antirematik, antidemam, mencegah masuk angin, mengobati eksim, dan meningkatkan nafsu makan. Bagian yang digunakan sebagai bahan membuat ramuan obat adalah bijinya. 

    Avokad

    Nama Latin avokad adalah Persea americana Mill. atau Persea gratissima Gaert. Tanaman ini termasuk dalam famili Lauraceae. Dalam bahasa asing, tanaman ini disebut advocaat atau avocado pear. Buah dan daunnya mengandung saponin, alkaloid, dan flavonoid. Selain itu, buahnya juga mengandung tanin  dan daunnya mengandung polifenol, quersetin, dan gula alkohol persiit.

    Bagian tanaman yang dimanfaatkan untuk ramuan obat adalah daging buah (telah dibahas di bagian buah), daun, dan biji. Daun avokad memiliki rasa pahit, kelat, dan mampu meluruhkan kencing batu, sakit kepala, nyeri lambung, mengurangi bengkak pada saluran pernapasan, dan mengurangi nyeri saat haid. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa daun avokad memiliki sifat antibakteri, yakni mampu menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri, seperti Staphylococcus sp., Pseudomonas sp., dan Bacillus sp. Sementara itu, bijinya berfungsi sebagai antiradang, mengurangi kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes, dan menghilangkan rasa sakit. 

    Ciplukan

    Ciplukan merupakan tanaman semak semusim. Tanaman ini dapat tumbuh baik di tempat yang ketinggiannya 0—1.800 meter di atas permukaan laut. Ciplukan mudah ditemukan di lahan-lahan kosong yang tidak terlalu becek, seperti di pinggir selokan atau di lereng-lereng tebing sungai. Tanaman ini memiliki nama Latin Physalis peruviana L. dan termasuk famili Solanaceae. Di beberapa daerah tanaman ini disebut keceplokan, nyor-nyoran, cecenet, atau cecendet

    Kandungan kimia ciplukan yang sudah diketahui adalah asam klorogenik, asam sitrun, fisalin, asam malat, alkaloid, tanin, kriptoxanthin, vitamin C, gula, dan asam elaidik.

    Tanaman ini memiliki efek farmakologis analgetik, peluruh air seni, menetralkan racun, meredakan batuk, dan merangsang atau mengaktifkan fungsi kelenjar-kelenjar tubuh. Bagian tanaman yang diambil sebagai bahan ramuan adalah akar, daun, batang, dan buah.

    Daun Sendok

    Nama Latin tanaman ini adalah Plantago mayor, Plantago asiatica L., atau Plantago depressa Willd. Tanaman ini termasuk famili Plantaginaceae. Daun sendok memiliki beberapa nama daerah, yaitu daun urat, kuping menjangan, ki urat ceuli, sangkabuah, sangkubah, suri pandak, dan torongoat.

    Secara keseluruhan tanaman ini mengandung plantagin, aucubin, ursolic acid, bethasitosterol, n-hentriacontane, serta plantaglucide yang terdiri dari methyl d-galacturonate, D-3 galactose, L-arabinose, dan L-rhammose. Tanaman ini juga mengandung vitamin B1, C, A, kalium, rhinantin, serta turunan dari naphazolin yang berfungsi sebagai andrenergik agent dan menghilangkan nyeri urat. 

    Secara khusus, biji daun sendok mengandung platerolic acid, plantasan, protein, succinic acid, adenine, choline, catalpol, asam lemak palmitic acid, stearic acid, arachidic acid, linolenic acid, dan lenoleic acid.

    Tanaman ini mampu meluruhkan air seni, meluruhkan dahak, menghentikan batuk, antiseptik, memperbaiki penglihatan, menormalkan aktivitas hati, sebagai antiinflamasi, diuretik, antipiretik, dan ekspektoran. Secara tradisional, daun sendok digunakan untuk membantu pengobatan  bisul, kudis, batu ginjal, hepatitis, radang usus, rematik, dan wasir. Pada dasarnya semua bagian tanaman dapat dimanfaatkan, tetapi bijinya lebih sering digunakan sebagai bahan ramuan obat.

    Kumis Kucing

    Kumis kucing memiliki nama Latin Orthosiphon aristatus (Bl) Miq., Orthosiphon longiflorum, atau Orthosiphon stamineus Benth. dan termasuk famili Labiatae atau Lamiaceae. Di beberapa daerah dikenal dengan nama remuk jung, sesalaseyan, dan songkot koceng.

    Tanaman ini mengandung orthosiphon glikosida, zat samak, minyak atsiri, minyak lemak, saponin, sapofonin, garam kalium, dan myoinositol. Herba ini memiliki rasa asin, agak pahit, dan sepet. Tanaman ini bersifat antiradang, peluruh air seni (diuretikum), dan penghancur batu saluran kencing. Seluruh bagian tanaman kumis kucing dapat dimanfaatkan untuk ramuan obat, terutama daunnya.

    Lidah Buaya

    Nama Latin lidah buaya adalah Aloe vera L. atau Aloe barbadensis Mill. Tanaman ini dikelompokkan dalam famili Liliaceae. Di beberapa daerah dikenal dengan nama letah buaya (Sunda) atau ilat baya (Jawa). Lidah buaya mengandung aloin, barbaloin, isobarbaloin, aleonin, dan aleosin. Tanaman ini memiliki rasa pahit dan bersifat 

    dingin. Berkhasiat sebagai antiradang, pencahar, parasitiside, mengobati luka, ruam, demam, gatal-gatal, penyakit kulit, dan memperbaiki pankreas. Bagian tanaman yang sering digunakan adalah daun, bunga, dan akar. Tanaman ini digunakan dalam bentuk segar. 

    Kabar Trenggalek - Edukasi

    Editor:Zamz