Kabar Trenggalek - Curah hujan yang tinggi mengakibatkan tanah longsor di berbagai kecamatan yang ada di Kabupaten Trenggalek. Salah satunya, tanah longsor di Kecamatan Bendungan, yang mengakibatkan salah satu rumah rumah warga jebol, pada Senin, 17 januari 2022.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek, melaporkan tanah longsor terjadi di RT 05, RW 02, Desa Srabah, Kecamatan Bendungan, pada pukul 15.00 WIB.
BPBD Trenggalek menjelaskan, pada Senin 17 Januari 2022, pukul 14.00 WIB, wilayah Kecamatan Bendungan diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi.
Akibat curah hujan sedang-tinggi itu, material tanah longsor menjebol dinding dapur rumah warga bernama Endiono. Tidak ada korban dalam bencana tanah longsor tersebut.
Baca juga: Hujan Deras dan Angin Kencang Akibatkan Rumah Warga Trenggalek Tertimpa Pohon
BPBD Trenggalek bersama Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Bendungan, Tiga Pilar Desa Srabah dan masyarakat melakukan peninjauan lokasi tanah longsor yang menjebol rumah milik Endiono.
Kemudian, BPBD Trenggalek bersama berbagai pihak itu melakukan giat pembersihan material tanah longsor pada Selasa, 18 Januari 2022, pagi.
[caption id="attachment_8978" align=aligncenter width=720] BPBD Trenggalek tinjau lokasi rumah dijebol longsor/Foto: BPBD Trenggalek[/caption]Sekretaris BPBD Trenggalek, Tri Puspita Sari, mengimbau kepada masyarakat Trenggalek agar tetap waspada dengan bencana yang disebabkan oleh curah hujan tinggi.
“Kalau toh ada masyarakat yang dekat dengan rawan bencana longsor dan banjir ketika hujan deras, harus berada di lokasi yang aman,” ujar Tri.
Baca juga: Pohon Tumbang Timpa Warung Sate Trenggalek
Tri mengatakan, potensi tanah longsor berada di 45 desa yang terletak di 10 kecamatan yang ada di Trenggalek. Titik rawan longsor itu berada di Kecamatan Panggul, Munjungan, Dongko, Pule, Kampak, Tugu, Watulimo, Bendungan, Trenggalek dan Durenan.
“Adapun tanah longsor yang terjadi disebabkan curah hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi di daerah pegunungan,” terang Tri.
Menanggapi banyaknya daerah rawan bencana, BPBD Trenggalek membentuk Desa Tangguh Bencana (Destana) di daerah rawan bencana untuk meminimalisir resiko bencana tersebut.