KBRT – Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah (STAIM) Tulungagung resmi mengirimkan delegasi mahasiswa untuk mengikuti program Rihlah Akademik Internasional ke Malaysia dan Thailand. Program ini menjadi bagian dari upaya internasionalisasi kampus berbasis Catur Dharma Perguruan Tinggi.
Rihlah akademik tersebut dilaksanakan selama satu bulan penuh, melibatkan sembilan perguruan tinggi lainnya, dan mencakup berbagai aktivitas lintas negara dalam bidang pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, serta Al-Islam dan Kemuhammadiyahan.
Ketua STAIM Tulungagung, Dr. Suripto, S.Ag., M.Pd.I., mengatakan bahwa langkah ini merupakan bentuk komitmen kampus dalam menjawab tantangan global di dunia pendidikan tinggi.
"Kami menyadari bahwa perguruan tinggi saat ini tidak cukup hanya mengembangkan ilmu pengetahuan di dalam negeri. Perlu adanya kolaborasi lintas negara untuk memperluas jaringan akademik dan membentuk wawasan global bagi mahasiswa," ujar Suripto saat diwawancarai sebelum keberangkatan.
Rombongan STAIM terdiri dari empat mahasiswa terbaik, yakni Ilyas Agung Nasrulloh, Syahrizal Alifi Yuliantoro, Sri Hariati (Prodi Ekonomi Syariah), dan Octavia Anggraini (Prodi PGMI). Mereka didampingi oleh Ketua STAIM sendiri dan dosen pembimbing, Moh. Riza Zaenuddin, M.Pd.I.
Keberangkatan rombongan dilakukan pada Rabu malam, 11 Juni 2025, dari Kampus STAIM Tulungagung menuju Bandara Internasional Juanda, Surabaya. Perjalanan dilanjutkan menggunakan maskapai AirAsia nomor penerbangan QZ 320 menuju Kuala Lumpur, Malaysia.
Pesawat lepas landas pukul 05.00 WIB dan tiba di Kuala Lumpur International Airport (KLIA) pada pukul 08.30 waktu setempat. Kedatangan para peserta disambut dengan suasana bandara modern yang mencerminkan keterbukaan Malaysia terhadap pertukaran budaya dan pendidikan.
Setelah proses imigrasi, seluruh delegasi Indonesia yang berjumlah 39 mahasiswa dan 14 pimpinan perguruan tinggi berkumpul dalam satu rombongan besar. Agenda pertama yang mereka ikuti adalah Daily Education Trip ke Universiti Sains Islam Malaysia (USIM), sebagai bagian pembuka dari rangkaian kegiatan akademik internasional.
“Program ini tidak hanya simbolik, tetapi berisi kegiatan nyata yang mendukung internasionalisasi pendidikan tinggi. Mahasiswa kami akan mendapatkan pengalaman berinteraksi lintas budaya dan akademik secara langsung,” tambah Suripto.
Rihlah akademik ini dijadwalkan berlanjut hingga ke Thailand dalam minggu-minggu berikutnya, dengan agenda kunjungan kampus, diskusi ilmiah, dan kerja sama pendidikan lintas negara. Program ini juga menjadi sarana dakwah intelektual dan penguatan nilai-nilai Muhammadiyah di ranah internasional.
Kabar Trenggalek - Pendidikan
Editor:Lek Zuhri