Sisi Batik Trenggalek, Konsisten Pakai Motif Cengkeh dan Manggis Sejak 1972
Kabupaten Trenggalek tak hanya terkenal wisata dan oleh-oleh jajanan khas tempe kripik maupun alen-alen. Namun, Kabupaten yang berjulukan Bumi Menak Sopal ini miliki kekayaan perajin batik.Alih-alih perajin batik Trenggalek musiman, tetapi industri batik tersebut sudah bertahan sejak tahun 1972. Pahit getir jualan kain batik dilakoni salah satu pembatik yang ada di pusat kota.Soekono, perajin batik yang terletak di Jl. Ahmad Dahlan, Kelurahan Sumbergedong, Kabupaten Trenggalek, mengaku meletakkan motif cengkeh dan buah manggis dalam setiap batik yang ia produksi.Motif tersebut adalah strategi pasar untuk memikat pelanggan. Karena, motif cengkeh dan buah manggis memiliki cerminan khas Trenggalek selain itu tak ada di daerah lain."Batik di sini sudah ada sejak 1972, belajar membatik ini merupakan warisan dari keluarga kami. Alhamdulillah sampai saat ini masih bisa bertahan dan dikelola oleh cucu saya. Adapun motif khas yakni motif cengkeh, manggis, dan Jaranan Turonggo Yakso," terang Soekono.Konsistensi Soekono mulai membuahkan hasil. Dalam satu bulan salah satu pengusaha mampu menghasilkan seratus delapan puluh potong kain batik mulai dari jenis batik tulis maupun batik cap.[caption id="attachment_44797" align=aligncenter width=1280] Ilma Abidin Cahya, perajin batik Trenggalek/Foto: Raden Zamz (Kabar Trenggalek)[/caption]Usaha yang ia rintis itu saat ini ada 15 perajin batik. Seiring perkembangan zaman yang pesat, perajin batik memasarkan melalui galeri yang ada di rumahnya dan beberapa tempat serta media sosial."Awalnya kita buat batik tulis, sampai saat ini masih banyak yang minat pesan motif tersebut. Ada 15 perajin batik yang membantu membuat batik," tegas Soekono.Ilma Abidin Cahya, cucu Soekono, menambahkan hingga saat ini dirinya terus mengembangkan motif batik tulis maupun cap tanpa menghilangkan eksistensi cengkeh dan manggis untuk memikat pasar pembeli."Batik biasanya banyak diminati oleh orang tua, namun disini kami mengkombinasikan motif batik khas Trenggalek yakni cengkeh dengan berbagai ornamen seperti gambar Jaranan Turonggo Yakso biar anak muda sekarang lebih berminat," kata Ilma.Untuk harga satu kain batik dibanderol dari harga dua ratus ribu rupiah sampai harga jutaan rupiah, tergantung dari tingkat kesulitannya dalam pembuatan batik."Satu kain batik membutuhkan 1 minggu pembuatan hingga jadi. Agar kualitas kain dan motif tetap terjaga dan tidak pudar," ujar Ilma.
Tinggalkan komentar
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *