Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Sate Tahu Pablo: Kuliner Malam di Trenggalek yang Sudah Bertahan 20 Tahun

Kubah Migunani

Warga Trenggalek, sudah pernah mencoba sate tahu yang dijual di depan rumah dinas Wakil Bupati (Wabup) Trenggalek? Jika belum, Anda harus mencobanya! Sate tahu ini adalah milik Pablo, salah satu saksi hidup perkembangan bisnis kuliner di Trenggalek yang sudah berjualan sejak tahun 2003.

Pablo, yang nama aslinya adalah Suhadi, adalah pria asli Desa Tamanan, Trenggalek. Ia memulai kariernya sebagai pedagang pentol ojek menggunakan sepeda onthel, lengkap dengan rombong biru di belakangnya. Setiap hari, Pablo keliling menjajakan pentolnya ke sekolah-sekolah dan kemudian mangkal di Alun-alun Trenggalek dari sore hingga malam.

Warga Desa Sambirejo, RT 15 ini mengungkapkan banyak suka duka selama berjualan di Trenggalek. Salah satu kenangan yang ia bagikan adalah ketika Alun-alun Trenggalek masih menjadi tempat para pedagang berjualan dari pagi hingga malam. Saat itu, Pablo memiliki banyak teman seperjuangan dalam berjualan, namun sayangnya banyak dari mereka yang sudah gulung tikar. Ia bahkan pernah dituduh menggunakan penglaris dan pesugihan karena bisnisnya terus berjalan lancar.

Pablo pun bercerita tentang pengalaman uniknya bersama para pelanggan. Salah satunya terjadi saat awal-awal ia berjualan, di mana ada pelanggan yang membeli pentol seharga Rp 30 ribu namun dengan syarat Pablo harus memakannya sendiri hingga habis, jika tidak, pentol tersebut tidak akan dibayar.

Pada tahun 2013, saat Alun-alun Trenggalek masih memiliki taman berbentuk segitiga, rombong dan motor milik Pablo pernah tertabrak mobil. Meski demikian, semangatnya untuk berjualan tidak surut. Pada tahun 2014, ia mulai beralih menjual sate tahu setelah pasar pentol ojek mulai sepi. Sate tahu ini ia jual di lokasi yang sama, tepat di depan rumah dinas Wabup Trenggalek, mulai pukul 19.00 hingga pukul 02.00 dini hari.

Setiap harinya, Pablo membawa antara 1.200 hingga 2.000 tusuk sate tahu, dan rata-rata semuanya habis terjual. Dari usaha sate tahu inilah, Suhadi yang akrab dipanggil Pablo ini mampu membiayai pendidikan anak-anaknya hingga ke bangku kuliah.

Cerita Pablo adalah bukti bahwa ketekunan dan kerja keras dapat menghasilkan kesuksesan, meskipun di tengah tantangan dan cobaan.

Editor:Bayu Setiawan
Kopi Jimat

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *

This site is protected by Honeypot.