Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Sapi, Kambing dan Enam Warga di Tulungagung Terpapar ‘Antraks’, Trenggalek Langsung Lakukan Proteksi Wilayah

Sapi, kambing dan Enam Warga di Tulungagung Terpapar ‘Antraks’, Trenggalek Langsung Lakukan Proteksi Wilayah
KABARTRENGGALEK.com - Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertapan) Trenggalek melakukan upaya proteksi wilayah. Upaya proteksi ini dilakukan pasca temuan kasus sapi yang terpapar antraks di Tulungagung.

Seperti yang dijelaskan dalam artikel di halodoc.com, antraks adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri bacillus anthracis. Penyakit ini bisa menular, dan ditularkan lewat binatang yang membawa bakteri tersebut. Selain itu, bermacam-macam gejala dan serangan bisa ditimbulkan oleh antraks. Gejala tersebut bisa menyerang saluran pencernaan, kulit, hingga pernapasan.

Didik Susanto, Kepala Dispertapan Trenggalek, mengatakan proteksi itu dilakukan dengan melarang lalu lintas perdagangan sapi dari wilayah paparan antraks di Kecamatan Pagerwojo, Tulungagung ke wilayah Trenggalek.

"Kami sudah sampaikan ke para pedagang sapi maupun peternak di Kecamatan Bendungan, terutama Desa Dompyong, Depok dan sekitarnya agar tidak melakukan jual beli sapi dengan wilayah Pagerwojo dulu," kata Didik, (07/06).

Menurut Didik, penghentian perdagangan sapi antara Kecamatan Bendungan, Trenggalek dengan Kecamatan Pagerwojo, Tulungagung dinilai penting. Penghentian perdagangan sapi itu sebagai bentuk upaya meminimalisir penyebaran antraks.

Didik menambahkan, terlebih lokasi temuan kasus sapi antraks Tulungagung di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pagerwojo berbatasan langsung dengan Kabupaten Trenggalek.

"Kami juga sudah koordinasi dengan beberapa pedagang di Pagerwojo," ujar Didik.

Didik mengatakan, sebelum adanya temuan antraks itu para peternak maupun pedagang sapi di Tulungagung dan Trenggalek sering berinteraksi dan melakukan penjualan hewan ternak.

"Karena memang di dua kecamatan itu saling berdampingan, kemudian juga memiliki kesamaan iklim dan sama-sama menjadi sentra sapi perah maupun pedaging," ucap Didik.

Didik menegaskan, hingga saat ini peternakan di Trenggalek masih aman dari paparan antraks. Dispertapan juga mengklaim tidak ada kasus kematian sapi secara beruntun seperti di Tulungagung.

"Nggak ada (kematian sapi beruntun)," tegas Didik.

Sebelumnya, kasus kematian sapi dan kambing terjadi secara beruntun di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pagerwojo, Tulungagung. Maryoto Birowo, Bupati Tulungagung, mengatakan sapi yang mati sejumlah 26 ekor, sedangkan kambing 3 ekor.

Merespons kematian sapi dan kambing secara beruntun ini, Petugas Kementerian Pertanian serta Balai Besar Veteriner turun langsung dan melakukan pengujian laboratorium. Hasil dari pemeriksaan tersebut memastikan bahwa sapi dan kambing itu positif terpapar antraks. Selain itu, ada 44 ekor sapi yang hidup dinyatakan aman dan sehat setelah melalui proses pemeriksaan.

Tak hanya sapi dan kambing, enam warga Desa Sidomulyo, Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur juga diduga terpapar bakteri antraks. Enam warga itu sempat menjalani perawatan di rumah sakit sebelum akhirnya diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing setelah diberi antibiotik dari dokter.

Didik Eka, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, melakukan edukasi kepada enam warga yang terpapar antraks.

"Tracing (penelusuran) ke warga sekitar juga sudah kami lakukan, sejak pertama kasus ini mulai ditemukan pada Rabu (02/06), dengan cara melakukan kunjungan langsung dari rumah ke rumah warga," ujar Didik Eka.

Hasilnya, lanjut Didik Eka, belum ada laporan tambahan kasus baru ditemukan. Petugas kesehatan saat ini memilih aktif melakukan pemantauan dan pemeriksaan terhadap pasien/penderita. Pemantauan dan pemeriksaan itu dilakukan dengan mendatangi rumah-rumah warga yang berlokasi di Dusun Toro, Desa Sidomulyo.