Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Pulang Kampung, Dosen Institut Pertanian Bogor Bagi Ilmu kepada Pembuat Jamu

Kabar Trenggalek - Dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) tak pelit bagikan ilmu kepada pelaku pembuat jamu di kota Alen-Alen Trenggalek, Kamis (11/08/2022).Dua dosen IPB itu berbagi ilmu tentang sosial teknologi instanisasi minuman berbahan rempah.Sebanyak 20 peserta pembuat jamu di Trenggalek mengikuti pengenalan teknologi instanisasi pembuatan jamu tersebut.Agoes Setiono, Kepala Diskomidag Trenggalek, mengatakan kegiatan itu hasil dari koordinasi beberapa waktu yang lalu.Sehingga, ada inisiasi dari Prof Sedarnawati Yasni dan Dr Sugiarto, untuk melatih pembuat jamu di Trenggalek."Kami fokuskan kepada para pembuat jamu yang bahan dasarnya rempah," kata Agoes.Dengan demikian, lanjut Agoes, para pembuat jamu berbahan rempah itu mampu menyerap ilmu yang diberikan dua dosen dari IPB itu."Semoga lebih baik dan mendorong produksi jamu yang berkualitas dan manfaatnya lebih banyak lagi," ujar Agoes.Prof Sedarnawati yang kebetulan adalah istri orang Trenggalek, mengatakan kedatangannya bersama Dr Sugiarto itu dalam rangka menjalankan tugas dosen pulang kampung.Dalam pelatihan itu, pihaknya akan berbagi ilmu soal teknologi instanisasi produk rempah. Ia menyebut, produk instan sering disalahpahami oleh para pelaku UMKM."Produk instan, kadang orang-orang berpikir bahwa asal cepat. Seperti bubuk jahe, temulawak atau lainnya, lalu ditambahkan gula dan air, tinggal minum. Padahal itu bukan instan namanya," kata Dr Sedarnawati.Menurut Dr Sedarnawati, produk instan yang sebenarnya adalah yang berbentuk granula, seperti gula pasir. Dirinya melihat, beberapa produk yang ada masih salah dalam penggunaan label (instan).Produk rempah dipilih karena bahan tersebut relatif melimpah di Kabupaten Trenggalek. Pengamatan Sedarnawati, sudah banyak pelaku UMKM di Trenggalek yang memanfaatkan rempah untuk bahan produk.Selain itu, pihaknya juga akan memberi beberapa ilmu baru agar produk rempah yang dijual tak hanya dalam bentuk tunggal. Misalnya, produk minuman jahe saja, temulawak saja atau lainnya."Kami ingin memperkenalkan yang lain, dalam bentuk formula, bermacam [rempah] dan bermacam bermanfaat untuk konsumennya," tutur Dr Sedarnawati.Dr Sedarnawati menyampaikan, produk rempah juga dipilih karena pemanfaatannya sebagai minuman kesehatan. Agar manfaat itu lebih meyakinkan para konsumen, pihaknya juga akan menjabarkan soal kehalalan suatu produk."Jadi halalnya produk ini bukan sekadar asal tempel label saja. Tapi pelaku UMKM-nya juga paham maknanya," tandasnya.