KBRT - Proyek Strategis Nasional (PSN) Bendungan Bagong Trenggalek terancam molor, pembebasan lahan menjadi kendala, ditambah wacana relaksasi anggaran pemerintah pusat serta insiden teknis tebing longsor waktu lalu.
Saat ini, PSN Bendungan Bagong Trenggalek masih mencapai target 52 persen. Sedangkan untuk penyelesaian proyek yang digadang-gadang menjadi pengairan petani itu ditarget selesai 2026.
Senna Ananggadipa Adhitama, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bendungan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas menerangkan, longsor waktu lalu berada di area tebing atau shotcrete, bendungan.
"Longsor terjadi akibat kondisi tanah yang mengalami kejenuhan setelah diguyur hujan selama tiga hari berturut-turut," ujarnya, Rabu (05/03/2025).
Senna menegaskan bahwa longsor tersebut murni disebabkan oleh faktor alam, dengan luas area terdampak mencapai 2.000 meter persegi. Meski demikian, ia memastikan bahwa area longsor bukan merupakan bagian dari konstruksi utama bendungan.
"Kami telah melakukan pengupasan material yang terdampak longsor untuk mencegah risiko lebih lanjut," jelasnya.
Akibat kejadian ini, ada kemungkinan desain tebing shotcrete akan mengalami perubahan. "Kami masih menunggu hasil desain dari Komisi Keamanan Bendungan (KKB). Kemungkinan besar, tebing akan dilandai dengan cara dikeruk," papar Senna.
Kendala lain, pembebasan lahan juga menjadi kendala dalam proyek ini. Senna menyebutkan masih ada sekitar 80 hektare lahan yang belum dibebaskan akibat permasalahan administrasi.
"Masyarakat sebenarnya ingin segera dibebaskan, tetapi ada kendala tumpang tindih kepemilikan antara warga dan Perhutani yang menghambat proses pembayaran," tandasnya.
Kabar Trenggalek - Peristiwa
Editor:Zuhri