Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan potensi cuaca saat pemilu 2024 dan Tahun Baru Imlek. Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto mengatakan saat periode tersebut diprakirakan kondisi cuaca cukup dinamis sehingga perlu menjadi perhatian untuk warga masyarakat.
Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili jatuh pada tanggal 10 Februari 2024. Sedangkan pemilu pada tanggal 14 Februari 2024. Guswanto memaparkan dinamika atmosfer di periode waktu tersebut.
"BMKG memonitor dengan model prakiraan cuaca menunjukkan bahwa beberapa fenomena atmosfer yang terpantau cukup signifikan dan dapat memicu peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia," ujar Guswanto dalam rilisnya di laman BMKG.
Guswanto memaparkan, aktivitas Monsun Asia yang mempengaruhi wilayah potensi pembentukan hujan di wilayah Indonesia Bagian Tengah dan Selatan. Lalu, masih aktifnya gelombang ekuator Rossby dan Kelvin di sekitar wilayah Indonesia bagian tengah dan timur turut memicu pembentukan awan hujan.
"Terbentuknya pola belokan dan pertemuan angin yang memanjang di wilayah Indonesia bagian Tengah dan Selatan termasuk Sumatra, Jawa, dan Kalimantan sebagai dampak dari penguatan angin Monsun Asia," terang Guswanto.
Berdasarkan kondisi tersebut, beberapa wilayah di indonesia perlu diwaspadai untuk potensi hujan sedang-lebat. Berikut daftar wilayahnya:
Guswanto juga memaparkan potensi cuaca penerbangan tanggal 10 sampai 15 Februari 2024. Potensi Awan Cumulonimbus (CB) dengan persentase cakupan spasial >75% (FRQ/ Frequent) terdapat di beberapa wilayah.
Wilayah tersebut seperti Riau, Selat Malaka bagian selatan, Kep. Batam, Kep. Lingga, Selat Berhala, Sumatera Selatan, Perairan Selatan Cianjur - Garut, Jawa Tengah, Laut Natuna, Sulawesi Selatan, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Perairan Amamapare - Agats bagian selatan.
Kemudian, potensi gelombang tinggi tanggal 10-15 Februari 2024. Potensi Gelombang Kategori Sedang/Moderate (1,25 - 2,50 meter) yaitu di wilayah Perairan barat Kep. Mentawai, Samudra Hindia barat Kep. Mentawai hingga Lampung, Samudra Hindia selatan Banten hingga Jawa Tengah.
Berikutnya di wilayah Laut Natuna, Selat Malaka, Perairan utara Sabang, Samudra Hindia selatan Banten hingga Bali - Lombok - Sumbawa, Laut Sulawesi bagian barat, Selat Makassar bagian utara, Perairan Kep. Anambas, dan Laut Sulawesi.
Selanjutnya wilayah Perairan Kep. Sangihe-Talaud, Laut Maluku, Perairan Halmahera, Laut Halmahera, Samudra Pasifik utara Halmahera hingga Papua, Laut Banda, Laut Flores, Laut Arafuru, Perairan Kep. Babar - Tanimbar, dan Perairan Kep. Sermata - Letti.
Sedangkan Potensi Gelombang Kategori Tinggi/Rough (2,5 - 4,0 meter), yaitu di Laut Natuna Utara, Perairan Kep. Natuna, Perairan Kep. Anambas, Laut Sulawesi bagian timur, Perairan Kep. Sangihe-Talaud, Perairan Halmahera, Laut Halmahera, serta Laut Arafuru.
Berdasarkan kondisi potensi cuaca saat pemilu 2024, Guswanto merekomendasikan pihak-pihak terkait diharapkan melakukan persiapan. Mulai dari memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.
"Melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol serta melakukan program penghijauan secara lebih masif," terang Guswanto.
Melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh serta menguatkan tegakan/tiang, serta papan reklame/baliho agar tidak roboh tertiup angin kencang. Serta, Lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometrorologi.
"Terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG, secara lebih rinci dan detail untuk tiap kecamatan di seluruh wilayah Indonesia," tandas Guswanto.