KBRT - Tim gabungan Polda Jawa Timur dan Polres Trenggalek menangkap delapan pendekar pencak silat yang diduga terlibat dalam perusakan kantor Polsek Watulimo, Selasa (20/01/2025) malam lalu.
Kapolres Trenggalek AKBP Indra Ranudikarta menerangkan, beberapa pelaku yang ditangkap diduga melakukan provokasi, penggerak, dan melempar batu ke halaman Polsek Watulimo.
Bahkan, menurutnya, juga ditangkap otak penggerak masa yang mengakibatkan insiden itu terjadi. "Sudah diamankan juga otak penggerak masa, yang nanti akan didalami dan dikembangkan untuk mencari pelaku lain," ungkapnya.
Sedangkan untuk saat ini kondisi di wilayah Watulimo kondisi sudah mulai kondusif. Meski demikian, tetap ada patroli gabungan antara Polres, Polsek dan Brimob mulai siang maupun malam.
"Penjagaan tetap dilakukan petugas gabungan, untuk meminimalisir kejadian serupa," jelasnya.
Langkah yang telah diambil pihak kepolisian mulai dari meredam dengan melakukan pendekatan kepada seluruh tokoh masyarakat dan tokoh perguruan silat agar tetap menjaga keamanan.
"Bahkan kepada orang tua maupun seluruh pengurus perguruan juga telah disampaikan beberapa imbauan," tandasnya.
Peristiwa perusakan kantor Polsek Watulimo yang mengakibatkan tiga polisi luka itu mendapat perhatian dari Bupati Trenggalek. Saat dikonfirmasi Kabar Trenggalek (23/01/2025) Mochamad Nur Arifin sedang mengkaji pembekuan kegiatan silat.
Seperti diberitakan, aksi salah satu perguruan silat di Kantor Polsek Watulimo, Trenggalek pada Senin (20/01/2025) malam berujung anarkis. Massa merusak kantor Polsek Watulimo yang mengakibatkan genteng dan kaca pecah serta sejumlah polisi terluka.
Mulanya, massa menggeruduk kantor Polsek Watulimo sekitar Pukul 20.00 WIB. Mereka berharap temannya yang ditangkap dibebaskan.
Karena penjelasan antar-pihak tidak menemukan titik temu, massa marah. Mereka berteriak-teriak dan melempari Polsek dengan batu. Sehingga genteng dan kaca Polsek pecah. Lemparan ini juga mengakibatkan 3 anggota polisi mengalami luka.
Kabar Trenggalek - Peristiwa
Editor:Danu S