KBRT - Pada pagi buta Gumala Budiman (40) petani durian yang berasal dari Desa Sawahan Watulimo pergi ke kebun untuk memanen durian yang sudah matang. Memanjat pohon durian yang memiliki tinggi kurang lebih 15 meter sudah menjadi kesehariannya selama musim durian ini.
Di kebunnya Gumala memanen durian dengan cara memilih durian yang sudah menggantung pada tali rafia yang sudah dipasang sebelumnya. “Dapatnya itu tidak pasti, paling satu pohon bisa dapat 13 sampai 20 buah durian,” ujar Gumala Budiman.
Katanya, dia biasa bekerja memanen durian dari pagi buta sampai dengan siang bahkan sampai sore hari tergantung dengan jumlah banyaknya durian yang masak pada hari itu.
“Berangkatnya ya habis subuh sampai sore kalau durian banyak, soalnya tempat kebun duriannya juga berbeda-beda,” ujarnya
Musim durian di Watulimo ini diperkirakan berlangsung sampai dengan satu bulan kedepan. Proses pertumbuhan buah durian berlangsung selama kurang lebih 7 bulan yang dimulai dari munculnya bunga durian sampai dengan siap panen.
Namun, sering juga bunga durian itu rontok sebelum berkembang. Sebab, curah hujan yang tinggi serta cuaca panas yang ekstrim menjadi penyebab rontoknya bunga durian.
“Curah hujan tinggi bisa mempengaruhi rasa. Rasanya bisa hambar jika buahnya itu tumbuh bersamaan dengan tumbuhnya daun muda itu mempengaruhi,” ujarnya
Durian dari Watulimo rata-rata berjenis durian lokal. Para petani durian biasanya menjual hasil panennya kepada pengepul durian serta para pedagang durian untuk diecer ke konsumen, namun tidak jarang juga para petani durian ini menjajakan hasil panennya sendiri langsung kepada konsumen.
Kabar Trenggalek - Sosial
Editor:Zamz