Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Peringatan HUT PGRI dan HGN di Panggul, ada Jalan Sehat dan Pementasan, Lengkap Sejarah, Tema, dan Logo

Kabar Trenggalek - Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Hari Guru Nasional (HGN) 2024 diperingati pada hari ini, Rabu (20/11/2024), dengan beragam kegiatan di Kecamatan Panggul. Meski secara nasional HGN selalu diperingati pada 25 November, perayaan di Trenggalek digelar lebih awal, bertepatan dengan HUT PGRI.

Kegiatan jalan sehat menjadi acara utama yang dipusatkan di panggung amphiteater Kecamatan Panggul. Lebih dari 500 peserta dari kalangan guru dan siswa turut memeriahkan acara ini. Selain jalan sehat, pementasan seni dari berbagai gugus sekolah juga menghidupkan suasana peringatan.

Guru Memegang Peranan Penting untuk Memajukan Bangsa Indonesia.

Tanpa adanya guru, masyarakat akan menjadi terbelakang atau lambat menyerap ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, posisi guru haruslah dihargai dan diapresiasi. Di Indonesia, salah satu bentuk apresiasi untuk guru adalah melalui peringatan Hari Guru Nasional.

Jalan sehat dalam rangka HUT PGRI dan HGN yang dipusatkan di panggung amphiteater Kecamatan Panggul tersebut diikuti lebih dari 500 peserta dari unsur guru maupun siswa. Selain jalan sehat, pementasan dari setiap gugus turut memeriahkan acara ini.

Sejarah Organisasi PGRI

Pada tahun 1912, berdiri organisasi perjuangan guru-guru pribumi pada masa penjajahan Belanda dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB). Anggotanya terdiri atas para guru bantu, guru desa, kepala sekolah, dan penilik sekolah. Mereka umumnya berasal dari latar pendidikan yang berbeda-beda dan bertugas di Sekolah Desa atau Sekolah Rakyat.

Selain PGHB, berkembang pula organisasi guru baru, antara lain Persatuan Guru Bantu (PGB), Perserikatan Guru Desa (PGD), Persatuan Guru Ambachtsschool (PGAS), Perserikatan Normaalschool (PNS), dan Hogere Kweekschool Bond (HKSB). Di samping itu, terdapat organisasi guru bercorak keagamaan, kebangsaan, atau lainnya, seperti Christelijke Onderwijs Vereniging (COV), Katolieke Onderwijsbond (KOB), Vereniging Van Muloleerkrachten (VVM), dan Nederlands Indische Onderwijs Genootschap (NIOG), yang beranggotakan semua guru tanpa membedakan golongan agama.

Kesadaran kebangsaan dan semangat perjuangan yang tumbuh sejak lama mendorong para guru pribumi memperjuangkan persamaan hak dan posisi mereka terhadap pihak Belanda.

Pada tahun 1932, nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) diubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Perubahan nama ini mengejutkan pemerintah Belanda karena penggunaan kata Indonesia mencerminkan semangat kebangsaan yang tidak disukai oleh Belanda. Sebaliknya, kata Indonesia ini sangat didambakan oleh para guru dan bangsa Indonesia.

Pada masa pendudukan Jepang, segala organisasi dilarang, sekolah ditutup, dan Persatuan Guru Indonesia (PGI) tidak dapat lagi menjalankan aktivitasnya. Namun, semangat proklamasi 17 Agustus 1945 menjadi pendorong diadakannya Kongres Guru Indonesia pada 24-25 November 1945 di Surakarta.

Melalui kongres tersebut, semua organisasi dan kelompok guru yang sebelumnya didasarkan atas perbedaan tamatan, lingkungan pekerjaan, daerah, politik, agama, dan suku sepakat untuk dihapuskan. Para peserta kongres terdiri atas guru-guru yang masih aktif mengajar, pensiunan guru yang turut berjuang, dan pegawai pendidikan Republik Indonesia yang baru dibentuk. Mereka bersatu demi mewujudkan cita-cita Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dalam kongres itulah, pada 25 November 1945, dibentuk Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

Sejarah Hari Guru Nasional

Hari Guru Nasional memiliki sejarah yang panjang dan kaya. Perayaan ini diperingati berdasarkan lahirnya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) pada tanggal 25 November 1945. Saat itu, PGRI masih bernama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) dan didirikan pada tahun 1912. Namun, pada tahun 1932, PGHB berganti nama menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Aktivitas PGI dilarang pada masa penjajahan Jepang, tetapi setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, PGI menggelar Kongres Guru Indonesia yang pertama pada tanggal 24-25 November 1945 di Surakarta, Jawa Tengah.

Hasil dari kongres tersebut adalah menghapuskan perbedaan suku, ras, agama, politik, dan lainnya. Melalui Keputusan Presiden Nomor 8 Tahun 1994, tanggal 25 November ditetapkan sebagai Hari Guru Nasional. Perayaan ini bersifat nasional dan khusus dirayakan di Indonesia, dengan fokus pada penghargaan terhadap para guru di Indonesia serta refleksi atas perjuangan mereka dalam memajukan pendidikan nasional.

Dikutip dari situs resmi PGRI, HUT ke-79 PGRI Tahun 2024 mengusung tema "Guru Bermutu, Indonesia Maju". Logo HGN memiliki filosofi yang mendalam dan representatif. Logo ini terdiri dari beberapa elemen yang melambangkan semangat dan aspirasi para guru.

Anda bisa mengunduh logo melalui laman ini: Logo HUT ke-79 PGRI Tahun 2024

Editor:Tri