KBRT - Shalat tarawih adalah ibadah shalat malam khas yang dilakukan pada bulan Ramadhan. Ibadah ini tergolong ibadah sunnah.
Sebagian ulama menegaskan bahwa shalat tarawih ini merupakan istilah lain untuk shalat tahajud pada bulan Ramadhan. Artinya, shalat tarawih adalah shalat tahajud yang dilakukan pada bulan Ramadhan.
Shalat ini dapat dilaksanakan kapan saja, antara setelah shalat isya hingga datangnya waktu fajar. Rasulullah saw menganjurkan agar kaum Muslimin melaksanakan shalat tarawih ini. Shalat tarawih yang dilakukan oleh Rasulullah saw, sebagaimana diriwayatkan Siti ‘Aisyah ra, tidak lebih dari sebelas rakaat.
Dilakukan dengan dua rakaat sekali salam, ditutup dengan witir tiga rakaat atau satu rakaat. Adapun pelaksanaan shalat tarawih lebih dari sebelas rakaat, sesuai yang dicontohkan Umar bin Khattab dan Usman bin Affan.
Shalat tarawih ini harus dilakukan dengan khusyu, tertib, dan tidak terburu-buru. Shalat tarawih yang dilakukan terburu-buru tidak diajarkan oleh Rasulullah saw.
Ritual khas ini apabila dilakukan dengan khusyu dan tertib akan memberikan berbagai keutamaan. Kesalehan, disiplin, dan ukhuwah akan semakin meningkat.
Tujuan Shalat Tarawih
Tujuan pelaksanaan shalat tarawih dilansir dari buku Puasa Wajib dan Puasa Sunnah karya Agus Tarsono, adalah menjalin interaksi dengan Allah dan kitabullah. Shalat tarawih disunnahkan apabila rakaatnya diperbanyak.
Bersemangatlah dalam melakukan shalat tarawih ini, karena shalat tarawih ini adalah sunnah muakadah dan syiar serta kekhususan bulan Ramadhan.
Shalat tarawih berjamaah di masjid, memang tidak bisa dipungkiri memiliki nilai tambah tersendiri. Suasana tersebut biasanya sangat dirindukan, karena kita akan disuguhi berbagai nuansa khas sekaligus bisa berkumpul dengan kawan dan tetangga.
Namun, ada fenomena yang menarik dari pelaksanaan ibadah ritual shalat tarawih di masjid. Pada malam-malam pertama benar-benar menjadi silaturahmi akbar, karena semua umat muslim berbondong-bondong mendatangi masjid hingga penuh sesak. Akan tetapi, setelah menginjak hari-hari berakhirnya bulan Ramadhan, masjid menjadi kosong layaknya hari-hari biasa.
Oleh karena itu, buatlah perencanaan yang baik agar kita senantiasa mengisi malam-malam pada bulan Ramadhan itu secara konsisten, bahkan bisa meningkat pada hari-hari terakhirnya. Seperti itulah Rasulullah saw dan para sahabat mengatur pola ibadah pada bulan Ramadhan.
Pola seperti Rasulullah saw dan para sahabat bisa diikuti apabila kita mampu membuat rencana aktivitas dengan baik, memindahkan segala kesibukkan yang tidak perlu pada awal-awal Ramadhan sehingga pada akhir Ramadhan kita dapat berkonsentrasi penuh untuk pembinaan rohani.
Kabar Trenggalek - Edukasi
Editor:Zamz