Pengakuan Petani Trenggalek Pasca Pakai Pupuk Organik: Panen Melimpah
Mayarakat Trenggalek tampaknya mulai memutar pikiran dalam menjalankan roda pertanian. Karena, saat ini mulai sadar dampak dari penggunaan pupuk organik terhadap tanaman, Selasa (23/04/2024).Dampak dari pemakaian pupuk organik tersebut sudah diakui oleh petani Desa Wonoanti, Kecamatan Gandusari. Pengakuan datang dari Maryati (50), yang sudah menggunakan pupuk organik beberapa tahun terakhir."Karena baik pupuk ini untuk tanaman, bisa menghasilkan lebih daripada dulu menggunakan pupuk kimia," terangnya saat dikonfirmasi Kabar Trenggalek.Meski dirinya mengaku masih menggunakan pestisida, namun tidak banyak. Dampak panen yang melimpah tersebut dia contohkan, sebelum pakai pupuk organik hanya dapat 5 karung saja."Dulu lima karung, tapi alhamdulillah sekarang melimpah sampai dengan 10 karung," tegasnya sambil membawa jerigen isi pupuk organik.Tak hanya berdampak pada tanaman dan panen melimpah saja, namun pada pengolahan tanah juga dirasakan oleh masyarakat yang menggunakan pupuk organik tersebut."Tanah saat diolah juga lebih enak, tidak ulet namun lebih empuk," tandasnya.Selain warga tersebut, dampak dari penggunaan pupuk organik juga dirasakan oleh Nurhidayati, Warga Wonoanti, dirinya menegaskan hama juga terusir karena pupuk tersebut."Hama seperti wereng, tikus, bisa menghilang dan hasil panennya juga melimpah. Dulu sebelum pakai pupuk organik 16 karung, sekarang sudah mencapai 20 karung lebih," detailnya.Parno, Ketua Gapoktan Sedono Makmur, Wonoanti, Gandusari menerangkan, sebanyak 25 hektare lahan warga kampungnya sudah menggunakan pupuk organik buatannya itu.Dirinya juga berpesan, bahwa petani jangan ketergantungan dengan pupuk kimia, karena dampak pada lahan dan tumbuhan seiring dengan berjalannya waktu hakal terlihat."Petani kalau bisa jangan ketergantungan pupuk kimia, pupuk subsidi sudah dikurangi, non subsidi mahal, pestisida mahal. Kami ini membagi gratis 2.000 liter," tandasnya.
Kabar Trenggalek Hadir di WhatsApp Channel Follow