Pegawai Hadiri Kampanye Pemilu Berkedok Doorprize, Bawaslu RI: ASN Jangan Polos Amat
Anggota Badan Pengawas Pemilu Republik Indonesia (Bawaslu RI), Puadi, mengungkapkan berbagai variasi kampanye pemilu. Oleh karena itu, ia meminta Aparatur Sipil Negara (ASN) harus jeli dan tetap netral dalam tahap kampanye pemilu 2024.Puadi melihat beberapa acara kampanye dibentuk sedemikian rupa untuk tidak terlihat sebagai sebuah kampanye. Seperti, kampanye pemilu berkedok Doorprize. Fenomena pelanggaran netralitas ini cukup mengkhawatirkan, walaupun ada saja yang sengaja maupun tidak dalam melakukannya."Salah satu bentuk pelanggaran netralitas ASN yang Bawaslu temukan [adalah[ menghadiri acara sosialisasi atau bakti sosial bakal paslon [pasangan calon] parpol (partai politik). Nah, itu jangan polos amat. Istilah doorprize, bazar, lomba, sekarang banyak variasinya," ujar Puadi, dilansir dari laman Bawaslu RI.Menurut Puadi, ada beberapa faktor yang menyebabkan pelanggaran netralitas masih marak, baik dalam pemilu maupun pemilihan. Di atas semua faktor itu, ia menyebutkan mental birokrasi masih perlu dibenahi. Seperti, ASN harusnya loyal pada pelayanan publik dan kepentingan negara dibandingkan atasan atau aktor politik lokal."Kami analisis juga digunakannya pemilu atau pemilihan sebagai tukar guling untuk mencari promosi jabatan, terakhir bisa juga intimidasi dan tekanan yang terlalu dominan kepada ASN. Semua ini bisa terjadi jangan salah," terang Puadi.Apalagi, kata Puadi, sekarang jaman sosial media semua orang bisa terlacak untuk like, comment, and share yang nampaknya sepele bisa jadi serius kalau sudah dilaporkan. Maka Puadi menegaskan ASN harus pandai-pandai menahan diri dalam masa-masa pemilu dan pemilihan ini.Puadi menyampaikan strategi pengawasan yang Bawaslu lakukan meliputi membangun sinergi pengawasan netralitas ASN dengan seluruh elemen pemerintah. Selain itu, upaya pencegahan adalah kunci pengawasan untuk meminimalisir pelanggaran netralitas ASN."Kami [Bawaslu] juga sudah bangun sistem penanganan pelanggaran netralitas ASN yang afirmatif dan terintegrasi yang dilakukan secara transparan dan akuntabel. Bawaslu juga akan terus sosialisasi terkait pengawasan partisipatif ke publik," tutur Puadi.
Kabar Trenggalek Hadir di WhatsApp Channel Follow