Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Pantau Arus Lalu Lintas Natal dan Tahun Baru 2023 Naik Helikopter, BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem

Kabar Trenggalek - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, memantau arus lalu lintas Natal dan Tahun Baru 2023 naik helikopter.Pemantauan itu ia lakukan bersama Budi Karya Sumadi (Menteri Perhubungan), perwakilan Korlantas Polri, Dirjen Hubdat Kemenhub, Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR, Jasa Raharja dan Jasa Marga.Pemantauan menggunakan helikopter ini bertujuan untuk mengamati sejumlah titik krusial yang menjadi perhatian. Sebab, titik krusial itu berpotensi terjadi banjir karena adanya cuaca ekstrem di akhir tahun. Tepatnya di KM 136, Km 151, dan jalan nasional di Jembatan Sungai Cipunegara, Subang."BMKG telah mengeluarkan peringatan dini potensi hujan lebat bahkan dapat mencapai ekstrem mulai tanggal 23 (Desember) hingga 1 Januari 2023 untuk beberapa wilayah, khususnya wilayah Jawa Barat saat ini potensinya masih hujan sedang, ringan hingga tinggi, mencapai 50mm per hari" ujar Dwikorita.Dwikorita menyebutkan, pada tanggal 24 Desember sedikit menurun, namun pada 25 Desember diprediksi mulai meningkat kembali."Sehingga, pemerintah dan masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan dan kesiap-siagaan dalam menghadapi risiko terjadinya bencana hidrometeorologi,” tegas Dwikorita.Sebelumnya, BMKG telah memprakirakan terjadinya peningkatan curah hujan selama periode Natal dan Tahun Baru 2023 yang diakibatkan sejumlah dinamika atmosfer. Di antaranya, peningkatan aktifitas Monsun Asia yang dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan secara signifikan di wilayah Indonesia bagian barat, tengah dan selatan.Selain itu, lanjut Dwikorita, meningkatnya intensitas seruakan dingin Asia yang dapat meningkatkan kecepatan angin permukaan di wilayah Indonesia bagian barat dan selatan. Serta, meningkatkan potensi awan hujan di sekitar Kalimantan, Sumatera, Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara.Dinamika atmosfer lainnya yaitu adanya indikasi pembentukan pusat tekanan rendah di sekitar wilayah perairan selatan Indonesia yang dapat memicu peningkatan pertumbuhan awan konvektif yang cukup masif dan berpotensi menyebabkan hujan dengan intensitas tinggi, peningkatan kecepatan angin permukaan, serta peningkatan tinggi gelombang di sekitarnya."Terpantaunya beberapa aktifitas gelombang atmosfer, yaitu fenomena Madden Julian Oscillation [MJO] yang terbentuk bersamaan dengan gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial, kondisi tersebut berkontribusi signifikan terhadap peningkatan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia terutama di bagian tengah dan timur," jelas Dwikorita.Dwikorita menyampaikan, selain hujan lebat kompleksnya dinamika atmosfer berpotensi mengakibatkan gelombang tinggi di wilayah perairan Indonesia pada periode tanggal 21 - 27 Desember 2022.