Meski mati tergerus zaman, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek belum sepenuhnya untuk memanfaatkan aset. Seperti, aset Terminal Durenan Trenggalek yang saat ini tampak sepi dan ditumbuhi rumput.
Pantauan Kabar Trenggalek, ruko yang berada di Terminal Durenan juga tak digunakan aktivitas jualan. Terminal Durenan berdiri di tanah aset Deda Ngadisuko, Kecamatan Durenan, yang disewa Pemkab Trenggalek.
Mutriman, Kepala Desa Ngadisuko, mengaku hingga saat ini dirinya menunggu keputusan Bupati Trenggalek untuk melakukan hibah terhadap aset bangunan terminal. Di sisi lain, kontrak sewa lahan tak diperpanjang.
“Aset bangunan belum ada proses serah terima, makanya untuk mengelolanya, kami masih menunggu hibah dari Pemkab Trenggalek,” ungkap Mutriman.
Berkaitan dengan kondisi terminal tersebut, Pemerintah Desa (Pemdes) Ngadisuko sudah beberapa kali melakukan rapat dengan Pemkab Trenggalek untuk mencari solusi terbaik. Dari situ, disepakati jika nantinya aset bangunan yang dibangun oleh pemkab akan dihibahkan. Namun, sejauh ini belum ada kejelasan terkait hibah tersebut.
“Sebenarnya secara lisan sudah ada, namun proses itu perlu keputusan bupati. Nah, keputusan bupati itu yang belum dan kami masih menunggunya,” papar Mutriman.
Mutriman mengatakan, saat ini Pemdes Ngadisuko belum bisa mengatakan rencana lokasi tersebut ke depannya. Sebab, proses perencanaan akan dilakukan setelah menerima keputusan bupati terkait hibah aset bangunan yang ada.
Setelah keputusan tersebut terbit, Pemdes Ngadisuko akan melakukan musyawarah bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD) hingga tokoh masyarakat setempat. Tujuannya untuk memperoleh keputusan terbaik untuk pengelolaan ke depan.
“Rencana untuk apa belum bisa kami utarakan, ditunggu saja keputusan pasti, sebab daripada semua kecewa,” jelasnya.
Sigit Agus Hari Basoeki, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Trenggalek, memaparkan bahwa keberadaan Terminal Durenan sudah tak relevan lagi. Hal itu didasari dari perkembangan moda transportasi.
“Kondisi itu memang kami sadari, sebab keberadaan Terminal Durenan sudah tak relevan lagi untuk transit kendaraan transportasi, “ tegas Sigit.