Opini oleh: Aziz Prasetya
Kabupaten Trenggalek! Untuk mampu menjadi salah satu daerah yang ingin keluar dari zona kemiskinan, pemerintah Trenggalek harus mencari solusi yang efektif dan inovatif. Salah satunya diawali dengan mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Bupati 188.45/311/406.004/2016.
SK Bupati itu sebagai salah satu komitmen untuk melakukan percepatan yang baik dan terstruktur dengan dibentuknya Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) dengan program gagasan adalah Program Gerakan Tengok Bawah Masalah Kemiskinan (GERTAK).
Kabupaten Trenggalek dideskripsikan secara geografis terletak dikelilingi pegunungan dan hamparan persawahan serta adat istiadat yang masih melekat dengan kebudayaan tanah Jawa. Keindahan alam dan kebudayaan ini merupakan salah satu tuntutan masyarakat Trenggalek untuk mampu dan terus bertahan di era 5.0.
Keinginan untuk bertahan pada cintanya ke Trenggalek atau yang biasa dislogankan dengan kalimat “I love Trenggalek”, ternyata mampu menciptakan sebuah gelombang-gelombang semangat untuk bersama-sama dengan pemerintah. Tentang bagaimana Trenggalek bersama menjadi sebuah kabupaten yang maju dan mampu mengubah konotasi yang negatif menjadi kabupaten yang memaksimalkan objek wisata alam dengan baik.
Kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi era 5.0 mampu memberikan kepercayaan kepada dunia luar dengan mengubah cara pandang tentang Trenggalek zaman “jadul” dengan lahirnya berbagai kreator masyarakat Trenggalek, melalui berbagai selogan dan istilah-istilah unik. Mulai Kota Alen-Alen, kalimat “Trenggalek itu mana??”, Kota Gaplek, Kota Tempe Kripik.
Kemudian, wisata alam yang ditawarkan dengan kolaborasi antara warga dan pemerintah lokal, hingga beberapa solo lagu tentang Trenggalek yang liriknya di ciptakan oleh seniman yang bernama M. Teguh Wicaksono dengan judul “Monggo Tindak Trenggalek”.
Kesemuanya adalah bagian dari rasa primordialisme putra daerah yang berusaha membangun identitas Trenggalek dari sisi yang elegan dan bermuara pada hal yang positif bagi masyarakat di luar Trenggalek, khususnya Indonesia.
Keinginan untuk berubah menjadi kawasan yang maju dan mandiri bagi kabupaten Trenggalek ternyata mengingatkan kita bahwa pemerintahan Trenggalek pernah melakukan program inovasi yang sebelum didirikannya program GERTAK, antara lain:
1. Pernah melakukan program layanan masyarakat berupa layanan responsibility gerak cepat aduan yang didapatkan dari mayarakat lokal Kabupaten Trenggalek. Baik temuan tentang kondisi keprihatinan masyarakat hingga temuan infrastruktur yang dinilai perlu ada perbaikan secara cepat.
2. Ada program Beauty City, salah satu program pemerintah untuk mempercantik dan memperindah daerah kota atau pusat Trenggalek. Tujuannya supaya konsep eksotisme kabupaten center menjadi sebuah icon bagian perubahan serta komitmen pemerintah Kabupaten Trenggalek bersama warga untuk menandai dan simbol kebersamaan untuk mengubah Trenggalek menjadi lebih baik.
3. Setelah itu ketiga, ada juga program Trenggalek My Darling (Trenggalek Masyarakat Sadar Lingkungan). Program ini salah satu komitmen pemerintah untuk membawa masyarakat Trenggalek secara komunitas ataupun individu untuk diingatkan bahwa menjaga lingkungan dan wilayah di Trenggalek sangatlah penting. Selain itu, menghilangkan statement masyarakat bahwa “Trenggalek yo wes bene ngene iki”, akan tetapi harus berbenah dari lingkungan yang tertata menjadi indah dan siap menjadi daerah kebanggaan.
4. Trenggalek punya program Trenggalek Connected, salah satu program masif pemerintah Trenggalek yang bekerjasama dengan provider internet untuk mengembangkan sayap internet masuk desa. Bukan hanya sebagai bagian dari pengenalan destinasi desa-desa di Trenggalek untuk dikenal di luar wilayah Trenggalek, akan tetapi secara administrasi juga mampu dilakukan secara online dalam mempercepat administrasi desa. Salah satunya adalah program Si Minak Sopal yang dikembangkan oleh Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil). Aplikasi inibisa dilakukan secara online oleh semua warga Trenggalek yang sudah ber-KTP.
5. Kemudian kelima, ada program Generasi Gemar Baca dan Pintar (GENCAR) yang berkomitmen fokus pada program pendirian perpustakaan dan fasiltas literasi di berbagai lini di desa-desa se-Kabupaten Trenggalek, khususnya di setiap kantor desa harus wajib ada perpustakaan. Selain perpustakaan, mendirikan museum dan kearifan lokal Kabupaten Trenggalek menjadi salah satu komitmen secara peradaban, menjunjung dan mengenalkan sejarah Kabupaten Trenggalek kepada generasi berikutnya.
6. Ada programMembangun Desa Wisata, fokus yang dikembangkan adalah Desa Wisata Dompyong Bendungan. Salah satu program yang akan menjadi cikal bakal lahirnya wisata-wisata di beberapa desa di Kabupaten Trenggalek.
7. Ada programDesa Membangun, program ini salah satu bagian komitmen pemerintah dalam pelayanan administrasi yang ada di desa-desa Kabupaten Trenggalek. Yaitu memberikan reward ataupun punishment bagi pelayanan desa yang lambat dan “bertele-tele” untuk masyarakat.
8. Setelah itu ada program Nggalek Caring Sharing. Program ini merupakan salah satu keinginan Pemerintah Kabupaten Trenggalek kepada semua desa untuk bekerjasama dengan BAZNAS ataupun CSR BUMN. Kesemuanya harus mempunyai komitmen membangun Kabupaten Trenggalek menjadi bagian dari wilayah yang sejahtera dan makmur bagi masyarakat Trenggalek.
Sebagai penulis memandang bahwa komitmen yang pernah dikembangkan dalam program-program tersebut sebenarnya adalah bagian dari komitmen Pemerintah Kabupaten Trenggalek untuk menopang keterbatasan yang ditemui di wilayah Trenggalek, baik dari Sumber Daya Alam (SDA) ataupun temuan-temuan Sumber Daya Manusia (SDM) secara global.
Akan tetapi dengan kemajuan teknologi, secara berangsur-angsur Trenggalek mulai lahir sebagai embrio-embrio yang mampu bersaing dengan daerah-daerah lain, khususnya dalam promosi wisata alam yang ada di Trenggalek.
Para konten kreator ternyata lahir dari bagian kecintaannya kepada Kabupaten Trenggalek untuk bersama-sama dengan pemerintah berkolaborasi memamerkan Kabupaten Trenggalek dengan hamparan alam dan juga persawahan yang sebingkai dengan adat istiadat ada di masyarakat Trenggalek tampil di layar media sosial.
*Aziz Prasetya adalah pengajar sosiologi dan aktif di gusdurian.
Catatan Redaksi:Opini kolumnis ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi kabartrenggalek.com.