Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account

Mitos dan Fakta Kolesterol, Periksa Rutin 5 Tahun Sekali Mulai 20 Tahun

  • 18 Feb 2025 17:00 WIB
  • Google News

    KBRT - Kolesterol sebenarnya dibutuhkan tubuh, tetapi peningkatan kadarnya, terutama jenis yang buruk, LDL (low density lipoprotein), cukup berpengaruh pada terjadinya penyakit penyebab kematian nomor satu di dunia, yakni jantung koroner.

    Di samping itu, kolesterol juga berperan penting dalam pembentukan membran sel, beberapa hormon, dan vitamin D. Organ hati membuatnya dan menghubungkannya ke pembawa protein yang disebut lipoprotein, yang membuatnya larut dalam darah dan ditransportasikan ke seluruh bagian tubuh.

    Stigma buruk atau jahat kolesterol di tengah- tengah masyarakat sudah merebak sehingga antara mitos dan fakta seputar kolesterol sulit dibedakan secara benar. Agar kita tidak terjebak dalam pengertian yang rancu dan keliru seputar kolesterol, berikut bahasan mitos dan fakta tentang kolesterol dilansir dari buku Bahaya Kolesterol: Memahami, Mendeteksi, dan Mengontrol Kolesterol karya Fairuz Fikri.

    Mitos bahwa Kolesterol itu Jahat

    Faktanya, kolesterol penting bagi fungsi tubuh. Dr. John Gullota , ketua dari AMA Therapeutics Committee, seperti dikutip Good Health & Medicine, menyatakan sekitar 75 persen dari kolesterol dihasilkan oleh tubuh dan 25 persen diperoleh dari makanan.

    Sebagian besar kolesterol dibuat oleh hati dan penting untuk banyak proses, termasuk produksi hormon seks dan vitamin D, serta untuk fungsi otak dan saraf. Kolesterol yang bergabung dengan protein membentuk lipoprotein membantu perjalanan di aliran darah.

    Oleh karena itu, kendati dianggap berbahaya, kolesterol tetap dibutuhkan tubuh. Manusia rata-rata membutuhkan 1.100 miligram kolesterol per hari untuk memelihara dinding sel dan fungsi fisiologis lain. Dari jumlah tersebut, 25-40 persen atau sekitar 200-300 mg secara normal berasal dari makanan, selebihnya disintesis oleh tubuh secara otomatis. 

    Mitos bahwa Kolesterol Tinggi Beresiko Penyakit

    Tubuh memerlukan kolesterol untuk membuat membran sel dan hormon. Ada dua macam kolesterol yang harus diamati, yaitu kolesterol baik (HDL) dan kolesterol jahat (LDL). Kolesterol jahatlah yang membentuk plak di dalam pembuluh arteri dan menimbulkan penyakit jantung.

    Sebaliknya, kolesterol baik membantu mengeluarkan kolesterol jahat dari darah. Semakin tinggi tingkat kolesterol HDL, semakin baik kondisi tubuh. Dengan lain kata, semakin rendah LDL semakin baik kondisi tubuh kita.

    Diet rendah lemak yang menyehatkan dan olahraga secara alami akan membantu Anda mengelola kolesterol. Sedangkan pengobatan dilakukan untuk membantu kala diet dan olahraga yang tidak cukup.

    Mitos bahwa Gejala Resiko Tinggi Kolesterol Bisa Dilihat 

    Sayang, banyak yang tidak mengetahuinya karena biasanya tanpa gejala. Beberapa orang hanya mempelajari kalau dirinya memiliki kolesterol tinggi setelah serangan jantung atau stroke. Lakukan pemeriksaan kolesterol rutin setiap lima tahun sekali, dimulai pada usia 20-an.

    Mitos bahwa Obat Satu-Satunya Cara Mengelola Kolesterol

    Cara utama untuk mengurangi resiko tinggi kolesterol adalah melalui diet, olahraga, dan pengobatan. Namun bisa juga pertahankan 

    berat badan sehat, lakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari, dan konsumsi makanan sehat dengan mengurangi lemak jenuh hingga kurang dari 7 persen dari kalori harian.

    Olahraga dapat menurunkan LDL dan meningkatkan HDL. Tips lainnya, konsumsi kolesterol kurang dari 200 mg per hari, kurangi asam lemak trans (minyak hidrogenasi), asup 25—35 gram serat, dan tingkatkan jumlah asam lemak omega-3 dengan makan ikan dan atau suplemen minyak ikan.

    Bila diet dan olahraga saja tidak cukup menurunkan kolesterol Anda, dokter kemungkinan akan merekomendasikan pemberian obat. 

    Mitos bahwa Kolesterol Tinggi Meningkatkan Diabetes Melitus Tipe-2

    Faktanya, resiko tinggi kolesterol bisa berperan sebagian dalam perkembangan diabetes tipe-2. Kolesterol baik di bawah 35 mg/dL merupakan salah satu faktor risiko diabetes. Faktor risiko lainnya adalah kelebihan berat badan, memiliki riwayat keluarga dengan diabetes, tidak aktif, dan tekanan darah tinggi.

    Diabetes tipe-2 seperti resiko tinggi kolesterol, bisa diam-diam, bisa mengetahuinya sampai mengalaminya. Pelajari resiko diabetes dan lakukan pemeriksaan gula darah bila mengalami kelebihan berat badan. 

    Mitos bahwa Kolesterol Normal Tidak Beresiko Serangan Jantung dan Stroke

    Faktanya, meski kolesterol total normal, kurang dari 200 mg/dL, kolesterol LDL yang tinggi atau HDL yang rendah justru akan meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Itu sebabnya, penting untuk mengetahui seluruh angka-angka kolesterol.

    Untuk mengurangi risiko penyakit, lakukan pengecekan kolesterol dan ikuti perintah dokter. Rokok dan alkohol bisa mempengaruhi kolesterol Anda. Alkohol dan rokok bisa mengubah kolesterol. Beberapa penelitian menunjukkan alkohol dalam jumlah moderat (sekitar satu gelas per hari bagi wanita atau dua gelas bagi pria) dapat meningkatkan kolesterol baik.

    Sebaliknya, merokok sudah terbukti bisa menurunkan kolesterol baik. Bila Anda belum pernah mengkonsumsi alkohol sebelumnya, tidak perlu memulainya untuk mendapat efek positif terhadap kolesterol. Sebab, diet menyehatkan itu sendiri sudah dapat meningkatkan kolesterol baik. Namun, bila merokok, cobalah untuk berhenti. Tidak hanya akan membantu kolesterol, tetapi juga akan mengurangi risiko penyakit jantung dan kanker.

    Mitos bahwa Sebaiknya Periksa Kolesterol Pada Usia 45 

    Faktanya, memeriksa kolesterol saat usia sudah merambat naik bisa membuat kecolongan. Setiap orang sebaiknya melakukan pemeriksaan kolesterol setiap lima tahun sekali dimulai pada usia 20 tahun. Profil lemak puasa diperiksa setelah Anda berpuasa selama 9-12 jam. Hasil tes akan memecah kolesterol Anda menjadi beberapa bagian, yaitu trigliserida, HDL, LDL, dan kolesterol total.

    Gambaran yang sehat, trigliserida kurang dari 150 mg/dL, HDL lebih dari 40 mg/dL, LDL kurang dari 100 mg/dL, dan kolesterol total di bawah 200 mg/dL. Mulai memeriksa kolesterol sejak dini akan menempatkan dalam gaya hidup sehat di kemudian hari.

    Mitos Menghilangkan Daging, Keju, dan Lemak dari Diet 

    Faktanya, menghilangkan satu atau dua dari kelompok makanan bukan merupakan cara sehat untuk mengelola kolesterol. Tidak perlu menghindarkan seluruh lemak, daging, dan produk susu dari diet.

    Kunci untuk mengelola kadar kolesterol adalah mengontrol porsi dan keragaman makanan. Makanan tinggi lemak jenuh meningkatkan kolesterol darah lebih dari hal lainnya. Untuk itu, pembatasan asupan lemak jenuh dan kolesterol dapat membuat perubahan. 

    Mitos Kolesterol Setara dengan Lemak

    Faktanya, dilihat dari struktur kimianya, kolesterol merupakan kelompok steroid, yaitu suatu zat yang termasuk dalam golongan lipid atau lemak. Namun, kolesterol dan lemak merupakan substansi yang berbeda.

    Satu makanan bisa tinggi lemak, tetapi bebas kolesterol, misalnya minyak zaitun. Makanan lain bisa rendah lemak, tetapi tinggi kolesterol, seperti ginjal. Untuk menjaga agar jantung Anda tetap sehat, ganti lemak jenuh dengan lemak tak jenuh tunggal dan ganda yang bersahabat dengan tubuh Anda.

    Mitos antioksidan hanya memberi perlindungan terhadap kanker. Faktanya, antioksidan juga melindungi terhadap kolesterol jahat, seperti halnya penyakit jantung. Antioksidan memberi perlindungan terhadap kerusakan radikal bebas.

    Antioksidan dijumpai pada kebanyakan buah dan sayur. Teh hijau dan juga cokelat hitam dengan kualitas baik adalah sumber antioksidan. Kehadiran antioksidan ini akan mengurangi risiko penyakit jantung.

    Kabar Trenggalek - Kesehatan

    Editor:Zamz

    ADVERTISEMENT
    journey scarpes