Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Meriahnya Labuh Laut Larung Sembonyo di Pantai Prigi Trenggalek

Kubah Migunani
Kabar Trenggalek - Masyarakat Teluk Prigi, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, menggelar kembali dengan meriah rangkaian acara upacara adat Labuh Laut Larung Sembonyo, setelah 2 tahun pandemi, Minggu (19/06/2022).Selama 2 tahun terakhir, upacara Larung Sembonyo tetap diadakan dengan hanya dihadiri oleh beberapa nelayan dan tetua setempat.Rangkaian upacara Labuh Laut Larung Sembonyo diawali dengan kirab tumpeng agung dan sesaji yang dibawa oleh para punggawa, diikuti oleh pengawal. Mereka berangkat dari Kantor Kecamatan Watulimo menuju Tempat Pelelangan Ikan (TPI).[caption id="attachment_15576" align=aligncenter width=1200]Tumpeng agung dalam Labuh Laut Larung Sembonyo Tumpeng agung dalam Labuh Laut Larung Sembonyo/Foto: Kabar Trenggalek[/caption]Acara Labuh Laut Larung Sembonyo dilanjutkan dengan pembacaan doa, lalu pelarungan tumpeng agung dan sesaji menuju ke tengah laut. Sesaji ditarik oleh satu kapan nelayan dan diiringi oleh puluhan kapal lainnya.Ratusan warga turut hadir untuk memeriahkan acara Labuh Laut Larung Sembonyo. Mereka menyaksikan prosesi adat Larung Sembonyo dengan sangat antusias. Selain Labuh Laut Larung Sembonyo, berbagai kesenian lokal dari masyarakat setempat juga digelar.Ketua Panitia Labuh Laut Larung Sembonyo, Asmadi, mengatakan labuh laut ini rutin digelar satu tahun sekali pada bulan Selo dalam penanggalan Jawa. Labuh Laut Larung Sembonyo digelar sebagai perwujudan rasa syukur nelayan setempat atas limpahan hasil tangkapan.[caption id="attachment_15575" align=aligncenter width=1198]Para tetua masyarakat Teluk Prigi, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek Para tetua masyarakat Teluk Prigi, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek/Foto: Kabar Trenggalek[/caption]“Ini merupakan bentuk rasa syukur kami kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kami diberikan ikan yang melimpah, kami tinggal ambil di laut. Para nelayan sangat bersyukur atas hasil tangkapan yang didapatnya, semoga nanti hasil tangkapan nelayan semakin melimpah ke depannya," ujar Asmadi kepada Kabar Trenggalek.Kemudian, Widianto, selaku pemerhati budaya, mengatakan Tradisi Labuh Laut Larung Sembonyo sudah ada sejak 1970 silam. Upacara adat ini sudah menjadi bagian dari kehidupan nelayan Prigi. Upacara ini akan terus dilakukan untuk mempertahankan budaya dan kearifan lokal setempat."Upacara Adat Larung Sembonyo ini benar-benar adat tidak bisa diberhentikan. Harus dijaga dan dilestarikan sebagai bentuk rasa syukur," jelas Widianto.[caption id="attachment_15574" align=aligncenter width=1280]Deretan kapal nelayan mengiringi tumpeng agung dan sesaji Deretan kapal nelayan mengiringi tumpeng agung dan sesaji/Foto: Kabar Trenggalek[/caption]Acara Labuh Laut Larung Sembonyo turut dihadiri oleh Novita Hardini, selaku Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Trenggalek, serta Melati Tedja, Runner up Putri Indonesia Jawa Timur.“Ini merupakan acara yang mengangkat budaya dan kearifan lokal yang patut untuk dilestarikan. Kami bersyukur acara ini membawa dampak yang luar biasa besar," ujar Novita saat membuka acara Labuh Laut Larung Sembonyo.Novita berharap, Upacara Adat Labuh Laut Larung Sembonyo bisa menjadi awal kebangkitan ekonomi warga Trenggalek. Sehingga, ke depannya ekonomi Trenggalek bisa semakin membaik dengan adanya kebudayaan-kebudayaan yang bisa menjadi daya tarik wisatawan.
Kopi Jimat

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *

This site is protected by Honeypot.