Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Menguak Jejak Sejarah Perang Dunia II Melalui Museum Polres Trenggalek

Kubah Migunani

KBRT – Perang Dunia II meninggalkan banyak jejak sejarah bagi bangsa Indonesia, termasuk benda-benda bersejarah yang kini tersimpan di museum yang berlokasi di Polres Trenggalek.

Salah satu benda yang diduga berasal dari era Perang Dunia II adalah sebuah gembok kuno bertuliskan Batavia. Gembok ini diperkirakan diproduksi pada tahun 1962 oleh Belanda, bertepatan dengan berdirinya Kota Batavia.

“Terlebih gembok kuningan Batavia ini diproduksi pertama kali pada tahun 1962 oleh Belanda. Tahun tersebut merupakan tahun yang sama dengan berdirinya Kota Batavia,” jelas KBO Satreskrim Polres Trenggalek, Iptu Singgih Marsudi.

Selain gembok kuningan, terdapat pula Imperial Bayonet, senjata yang pada mulanya digunakan oleh militer Amerika Serikat selama Perang Dunia II antara tahun 1939 hingga 1945, dan kemudian diadopsi oleh Polri pada tahun 1947.

"Saat ini sudah ada 32 koleksi benda yang disimpan dan dipajang di Museum Hidup R. Roestamadji," ungkap seorang anggota tim Revitalisasi Museum Hidup R. Roestamadji. "Ada juga beberapa benda lain yang sedang dalam proses restorasi untuk dipajang di museum," tambahnya.

Barang-barang tersebut berasal dari berbagai sumber. Sebagian besar ditemukan oleh tim revitalisasi di Gudang Logistik Polres Trenggalek, sementara lainnya merupakan sumbangan dari Keluarga Sembodo.

“Ada barang yang didonasikan oleh Keluarga Sembodo, di antaranya pedang, helm baja, telepon, gembok, radio, dan garuda,” pungkasnya.

Museum ini awalnya hanya memiliki beberapa koleksi, yang sebagian besar merupakan milik AKP R. Roestamadji, Kapolres Trenggalek pertama periode 1956-1960. "Koleksi awal tersebut kami dapatkan dari keluarga AKP R. Roestamadji," terangnya.

Museum Hidup R. Roestamadji didirikan pada masa kepemimpinan Kobes Pol Didit Bambang Wibowo tahun 2019, dengan beberapa koleksi awal seperti pakaian dinas Polri, sepeda angin, tas kerja, pet dinas Polri, tempat minum (peples), sepatu kanvas, sabuk kulit, kopel kulit, buku agenda kerja, pulpen, peta lokasi, dan buku catatan.

Namun, museum tersebut direvitalisasi dan menambah koleksi pada masa kepemimpinan AKBP Gathut Bowo Supriyono tahun 2024. 

"Hingga kini, kami masih berusaha mencari benda-benda bersejarah lainnya. Mungkin masyarakat Trenggalek yang memiliki barang-barang berkaitan dengan sejarah Polres Trenggalek dapat menyumbangkannya untuk museum," pungkasnya.

Editor:Tri
Kopi Jimat

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *

This site is protected by Honeypot.