Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Mengenal Quarter Life Crisis dan Ketahui Penyebabnya!

Quarter Life Crisis adalah masa ketika seseorang mulai memasuki usia dewasa. Masa ini sering dianggap sebagai periode sulit yang dialami oleh individu berusia antara 25 hingga 30 tahun. 

Quarter Life Crisis identik dengan perasaan kebingungan, terutama terkait masa depan setelah menyelesaikan pendidikan. Masalah yang biasanya muncul mencakup pekerjaan, karier, serta hubungan romantis. 

Mereka yang mengalaminya mungkin merasakan tekanan emosional, baik dari dalam maupun luar diri, sehingga muncul perasaan cemas, tidak nyaman, bingung, putus asa, dan merasa tersesat. 

Sering kali, mereka mempertanyakan eksistensinya dan merasa seolah-olah tidak memiliki tujuan hidup yang jelas.

Ada beberapa tanda yang dapat menunjukkan bahwa seseorang sedang berada dalam fase Quarter Life Crisis, di antaranya:

  1. Sering merasa bingung tentang masa depan.
  2. Merasa terjebak dalam situasi yang tidak disukai.
  3. Sulit membuat keputusan saat dihadapkan dengan beberapa pilihan.
  4. Kurang motivasi dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
  5. Sulit menentukan apakah harus menjalani hidup sesuai keinginan diri sendiri atau tuntutan keluarga dan masyarakat.
  6. Khawatir akan hidup dalam ketidakpastian dan kesepian.
  7. Merasa iri dengan teman sebaya yang telah mencapai impian mereka lebih dulu.

Penyebab Quarter Life Crisis

Quarter Life Crisis dapat disebabkan oleh kebiasaan sering bermain media sosial, bermain game, dan lupa waktu, yang dapat memengaruhi cara berpikir individu. 

Kebiasaan ini sering kali membuat individu membandingkan dirinya dengan orang lain, terjebak dalam aktivitas yang tidak produktif, serta cenderung mengeluh tanpa melakukan tindakan nyata untuk menyelesaikan masalah. 

Akibatnya, hubungan sosial menjadi terbatas dan peluang baru sulit ditemukan dari lingkaran sosial yang ada.

Cara Bijak Menghadapi Quarter Life Crisis

Menghadapi Quarter Life Crisis memerlukan kesadaran bahwa setiap orang memiliki perjalanan hidupnya sendiri. Meskipun wajar untuk mengalami fase ini, kita tidak boleh menganggap remeh. 

Penting untuk menyikapinya dengan bijak dan tepat agar dapat menemukan arah yang lebih jelas dan merasa lebih tenang dalam menghadapi tantangan masa depan.