Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Login ke KBRTTulis Artikel

Lonjakan Sampah Ancam Trenggalek, TPA Srabah Bisa Kolaps Sebelum 2030

Volume sampah Trenggalek meningkat jadi 33.469 ton pada 2024. PKPLH khawatir TPA Srabah penuh lebih cepat dari prediksi tahun 2030.

  • 14 Oct 2025 10:00 WIB
  • Google News

    Poin Penting

    • Volume sampah Trenggalek naik dari 31.270 ton jadi 33.469 ton
    • Perubahan gaya hidup dan belanja online jadi penyumbang utama
    • PKPLH prediksi TPA Srabah bisa penuh sebelum 2030

    KBRTVolume sampah di Kabupaten Trenggalek terus meningkat setiap tahun. Berdasarkan data Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Lingkungan Hidup (PKPLH) Kabupaten Trenggalek, periode 2020 hingga 2024 menunjukkan tren kenaikan signifikan yang dinilai mengkhawatirkan.

    Kepala Bidang Kebersihan PKPLH Trenggalek, Fahmi Rizab Syaifudin, menyebutkan bahwa pada 2024, volume sampah di Trenggalek mencapai 33.469 ton, meningkat dari 31.270 ton pada tahun sebelumnya.

    “Seiring dengan pertambahan penduduk, timbulan dan volume sampahnya juga akan bertambah. Selain itu, perubahan gaya hidup masyarakat seperti belanja online dan penggunaan kemasan styrofoam sekali pakai juga berpengaruh,” ujar Fahmi.

    Berdasarkan catatan PKPLH, pada 2020, Trenggalek menghasilkan sekitar 18.277,5 ton sampah, atau naik 15.191,5 ton dibandingkan dengan volume sampah tahun 2024.

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    Kondisi ini, lanjut Fahmi, selaras dengan prediksi bahwa Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Srabah akan penuh pada 2030. Namun, jika produksi sampah tidak dikendalikan dari sumbernya, ia memperkirakan TPA bisa penuh lebih cepat dari jadwal.

    “Kenaikan volume sampah di tahun 2024 mencapai 7,03 persen dari jumlah sebelumnya, atau sekitar 2.199 ton. Kalau volumenya terus meningkat, timbunan sampah juga akan bertambah, dan prediksi TPA Srabah penuh bisa terjadi lebih cepat,” jelasnya.

    Menurut Fahmi, peran bank sampah menjadi sangat penting dalam menekan pertumbuhan volume sampah di tingkat rumah tangga. Bank sampah, kata dia, dapat membantu menerapkan sistem pengelolaan berbasis 3R (Reduce, Reuse, Recycle).

    “Dengan pembatasan penggunaan wadah sekali pakai (reduce), memakai barang yang bisa digunakan ulang seperti botol kaca (reuse), dan mendaur ulang barang yang sudah tidak dipakai (recycle), volume sampah bisa berkurang dan menciptakan ekonomi sirkular yang berkelanjutan,” terangnya.

    Kawan Pembaca, Terimakasih telah membaca berita kami. Dukung Kabar Trenggalek agar tetap independen.

    Kabar Trenggalek - Lingkungan

    Editor:Zamz