Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Kementerian Agama Siapkan Aturan Pencegahan Kekerasan Seksual di Pondok Pesantren

Kabar Trenggalek - Kementerian Agama (Kemenag) mempercepat proses penyiapan regulasi pencegahan dan penanggulangan kekerasan seksual di Lembaga Pendidikan Keagamaan, Senin (04/07/2022).Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantrenz Waryono Abdul Ghofur, mengatakan Peraturan Menteri Agama (PMA) terkait pencegahan kekerasan seksual sudah masuk tahap harmonisasi antara Kementerian/Lembaga terkait.“Alhamdulillah, draft PMA pencegahan kekerasan seksual di Lembaga Pendidikan Keagamaan terus berproses, sudah masuk tahap harmonisasi antar K/L,” terang Waryono, dikutip dari laman Kemenag.“Regulasi ini akan menjadi landasan semua pihak, baik pemerintah, pengelola lembaga pendidikan, dan masyarakat untuk benar-benar terlibat aktif dalam pencegahan dan penanggulangan kekerasan seksual di Lembaga Pendidikan Keagamaan,” lanjutnya.Waryono mengaku prihatin dengan masih banyaknya kasus kekerasan seksual di lembaga pendidikan keagamaan seperti pondok pesantren. Menurutnya, masalah itu tidak boleh dibiarkan terus terjadi di manapun peristiwanya.“Sesuai koridor hukum, setiap pelaku pidana tentu harus ditindak dan diproses secara hukum sebagaimana ketentuan yang berlaku, termasuk para pelaku kekerasan seksual di Lembaga pendidikan keagamaan,” tegas Waryono.“Kejadian berulang yang belakangan terjadi di lembaga pendidikan keagamaan, harus menjadi perhatian semua pihak, agar ke depan tidak terulang,” sambungnya.[caption id="attachment_16278" align=aligncenter width=900]Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Waryono Abdul Ghofur Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Waryono Abdul Ghofur/Foto: Kemenag[/caption]Secara khusus, Waryono mengajak orang tua untuk menjalin komunikasi efektif dengan anak-anaknya, terutama yang sedang menempuh pendidikan di luar rumah.Lembaga pendidikan keagamaan juga harus lebih terbuka terhadap beragam peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Terlebih, hal itu berkenaan dengan tindak kejahatan.“Komunikasi anak dan orang tua perlu dibangun secara efektif. Lembaga pendidikan tidak perlu melarang orang tua berkomunikasi dg anak-anaknya, atau sebaliknya,” ucap Waryono.Waryono menyampaikan, pihaknya akan fokus pada upaya melindungi korban kekerasan seksual di lembaga pendidikan keagamaan. Sebaliknya, dia akan memberikan sanksi tegas terhadap setiap lembaga yang terbukti terjadi tindak pidana kekerasan seksual.“Sanksi akan diberikan sesuai ketentuan, tentu melihat perkembangan hasil investigasi dari Kemenag dan pihak yang berwenang,” terang Waryono.“Kami juga berkoordinasi intensif dengan para Kepala Seksi, baik di Kanwil Kemenag Provinsi maupun Kankemenag Kabupaten/Kota untuk memfasilitasi semua siswa yang menjadi korban agar tetap bisa melanjutkan pendidikan di daerahnya,” tandasnya.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *