Kabar Trenggalek- Harga cabai yang anjlok dikeluhkan oleh pedagang cabai Trenggalek. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi cabai nasional pada 2020 mencapai 2,77 juta ton. Angka ini mengalami peningkatan 7,11 % dibandingkan tahun 2019. Selain itu, Indonesia tercatat mengekspor aneka cabai dengan nilai 25,18 juta dollar pada 2020 atau naik 69,86 persen dibandingkan tahun 2019.
Peningkatan itu tidak menjamin Pemerintah Indonesia untuk menahan tidak mendatangkan aneka cabai melalui impor. Kementrian Pertanian menyebutkan, pasokan aneka cabai di Indonesia berasa dalam posisi surplus. Namun, Pemerintah mendatangkan cabai impor untuk kebutuhan industri sejumlah 27.851 ton sepanjang semester I per 2021, Kamis (26/08).
Menanggapi hal ini, reporter kabartrenggalek.com menanyakan tanggapan dari pedagang cabai di Pasar Pon Trenggalek. Siti Fatimah, pedagang cabai asal Desa Ngares Kecamatan Trenggalek mengeluhkan anjloknya harga cabai.
Menurut keterangan Siti, harga cabai sudah anjlok sejak bulan Juli lalu. Siti mengatakan harga cabai dari bulan Juli mulai kisaran Rp. 20.000 ke atas dan sekarang harganya Rp. 12.000 - Rp. 13.000 per kilogram.
"Kalau harga dari petani langsung mungkin kisaran Rp. 10.000 per kilogram. Dan juga petani Trenggalek itu menjual hasil panennya langsung ke Tulungagung. Karena komoditas pembelinya di Tulungagung tinggi dari pada di Trenggalek," kata Siti sambil melayani pembelinya.
"Turunnya harga cabai ini ya sangat menjadikan dampak bagi kami pedagang. Soalnya penjualan sepi. Sekarang pembeli kebanyakan jumlah beliannya banyak. Kalau pas harga stabil atau naik setiap hari, ada yang beli terus menerus," ujar Siti.
Siti juga menjelaskan, selama masa pandemi covid-19, proses tengkulak barang tetap stabil. Kata Siti, pembatasan dan penyekatan di jalan raya tidak begitu berdampak pada dagangannya.
"Kalau untuk masalah mobilitas dagangan aman-aman saja, tidak ada kendala sama sekali," ungkap Siti.