Jelang Natal dan Tahun Baru 2024, Harga Bawang di Trenggalek Naik
Jelang Natal dan tahun baru 2024, sejumlah pedagang merasakan harga bawang di Trenggalek naik. Kenaikan harga bawang mulai dirasakan pedagang sekitar satu bulan lalu, Jum'at (15/12/2023).Hal itu disampaikan oleh Yuliana (30) dan Mugiono (42), pasangan suami istri yang menjadi pedagang di Pasar Basah Trenggalek. Harga bawang merah per-kilogram yang sebelumnya dipatok Rp.25.000, kini berada di angka Rp.30.000.Sedangkan bawang putih yang sebelumnya seharga Rp.30.000, saat ini naik menjadi Rp.34.000 per-kilogram. Kemudian, bawang bombai dari harga Rp.25.000 merangkak naik menjadi Rp.30.000 untuk satu kilogram.Bagi Yuliana dan Mugiono, kenaikan harga bawang semacam ini juga mereka rasakan jelang natal dan tahun baru sebelumnya. Harga bawang saat ini mereka akui menjadi harga tertinggi sejak sebulan lalu. Pihaknya menambahkan, kenaikan harga bawang perharinya cenderung fluktuatif dan tak dapat dipastikan."Untuk hari ini belum tahu [puncak harganya], soalnya bawang merah [dan] bawang putih nggak pasti naik turunnya," ujar Yuliana.Hal serupa juga dialami pedagang lain di Pasar Basah. Khoiriatun (57) mengaku harga bawang merangkak naik seiring berjalannya waktu."Walah tiap hari [harga bawang] naik seribu, dua ribu, gitu. Bulan lalu [harga bawang putih] cuma 30 [ribu]. Kalo brambang [bawang merah] kan bulan lalu 25 [ribu], sekarang kan 30 [ribu], naiknya 5 ribu. Ini mau tahun baru itu lho kira-kira," jelas Khoiriatun.[caption id="attachment_59618" align=aligncenter width=1280] Bawang merah di lapak milik Khoiriatun/Foto: Ghani Yoseph (Kabar Trenggalek)[/caption]"Pokoknya kalo [harga bawang] stabil 25 [ribu], [hingga] 27 [ribu]. Terus sekarang [naik] 30 [ribu]," tambahnya.Khoiriatun mengatakan, di bulan November lalu, pemasok telah memberitahukan bahwa akan ada kenaikan harga. Ia memprediksi, kenaikan harga bawang akan terus terjadi hingga bulan Januari tahun depan."Ini [kenaikan harga] in shaa Allah terus. Terus sampai Januari," ujar Khoiriatun.Akibatnya, Khoiriatun merasakan adanya penurunan pembeli. Ia yang mulanya dapat menjajakan bawang sebanyak 10 kg per-hari, kini dirinya mengaku kesulitan untuk bahkan berhasil menjual 5 kg dagangannya.Khoiriatun mengaku diberatkan dengan adanya kenaikan harga. Selain faktor kenaikan harga, ia menilai, jumlah pedagang yang lebih banyak dibanding jumlah pembeli di Pasar Basah juga menjadi sebab."Kalau pedagang ya seperti itu tadi. Ibaratnya [jika menaikkan harga] seribu [atau] dua ribu tidak diperhitungkan, [pembeli] ya tidak jadi beli," jelas Khoiriatun."Keadaan pasarnya desa ya dimana-mana sepi, nggak ada pemasukan, terus setiap hari kan juga butuh makan, butuh macam-macam. Pokoknya keadaannya seperti ini," tandasnya.
Kabar Trenggalek Hadir di WhatsApp Channel Follow