Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Jawa Timur Sumbang Produksi Tebu Tertinggi se-Indonesia, Setahun 1.077.567 Ton

Before Post

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Jawa Timur sumbang produksi tebu tertinggi se-Indonesia. Dalam setahu, rata-rata produksi tebu yaitu 1.077.567 ton. Data itu tercatat dalam laporan Analisis Data Gula Provinsi Jawa Timur.

Kepala BPS Jatim, Zulkipli, menyebutkan kecenderungan produksi tebu cenderung mengalami penurunan sejak tahun 2018 hingga tahun 2020. Kemudian mengalami kenaikan hingga tahun 2022.

Kalau dilihat per tahun, produksi terendah terjadi pada tahun 2020 yang hanya mencapai 985.511 ton. Sedangkan produksi tertinggi terjadi pada tahun 2022 yang mencapai 1.194.035 ton.

Menurut Zulkipli, gula merupakan salah satu komoditas strategis yang keberadaannya sangat penting bagi masyarakat Indonesia, tidak terkecuali di Jawa Timur. Konsumsi gula di Jawa Timur relatif besar, baik konsumsi oleh masyarakat maupun dunia industri.

"Oleh karena itu BPS Jatim memandang perlu menyusun publikasi analisis data gula. Publikasi ini memuat produksi, konsumsi dan distribusi yang diukur dengan harga dan ekspor impor,” ujar Zulkipli.

Jawa Timur mampu menyumbang 49,63 persen dari seluruh produksi tebu nasional. Hal ini diperkuat dengan jumlah pabrik gula yang ada, dari total 58 pabrik gula yang ada di Indonesia, sekitar 53,45 persennya berada di Jawa Timur.

"Tetapi umumnya pabrik gula masih memakai teknologi yang rendah dan umur pabrik yang hampir semuanya sudah di atas 75 tahun. Hal ini akan sangat mempengaruhi tingkat produksi dan produktivitas gula Jawa Timur maupun nasional," terang Zulkipli.

Di Indonesia terdapat dua belas daerah provinsi penghasil tebu. Pulau Jawa mendominasi dengan menempatkan Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai penghasil tebu nasional.

Kontribusi Jawa Timur terhadap produksi gula nasional adalah dengan produksi yang mencapai 49,63 persen dari produksi gula nasional. Selanjutnya diikuti Provinsi Lampung (30,08 persen) dan Provinsi Jawa Tengah (8,46 Persen).

"Di samping itu, tiga provinsi dengan kontribusi produksi terkecil terletak pada Provinsi Sulawesi Tenggara [0,05 persen], Nusa Tenggara Timur [0,07 persen], dan Daerah Istimewa Yogyakarta [0,34 persen]," papar Zulkipli.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *